Kamis, Januari 17, 2013

My Story



My Story
Rating : T
Genre : Drama
Chara : Minamoto Ai, Chinen Yuri, Fujimura Karen, Jin Tatsuki, etc
Language : Indonesian

Papa … Mama …
Jangan tinggalkan aku …
Kakak ….
Jangan ….
JANGAN !!!!!

“Kring ….. Kring …..”

Lagi – lagi … aku memimpikan hal itu …
Padahal insiden waktu itu sudah berlalu begitu lama, tetapi kenapa ?
Aku selalu memimpikan hal itu ?
Padahal aku selalu berusaha untuk melupakannya….
Kenapa sekarang mimpi itu datang lagi ?
Aku bangun dari ranjangku yang empuk itu
Berjalan menuju kamar mandi setelah itu sarapan pagi
Kehidupanku sama sekali tidak ada yang menarik
Sekolahku ? Biasa saja
Sejak mereka (keluargaku) meninggalkanku aku jadi hidup sendirian seperti ini
Seandainya saja kakak tidak menolongku aku pasti sudah meninggal seperti mereka


FLASH BACK

Hari minggu kami berencana untuk pergi berlibur
Tempatnya si aku tidak tau karena kata papa itu adalah sebuah kejutan
Aku sangat penasaran jadinya aku meminta papa untuk cepat – cepat
Tapi tanpa ku sadari ada bus besar yang menabrak kami
Tiba – tiba kakakku memelukku dan ….

“Cepat ! Panggil ambulans ada kecelakaan !” seru seseorang yang menolongku
“Kakak ? Mama ? Papa …” saat itu aku langsung pingsan

Aku terbangun di tempat yang putih …
Ku pikir aku berada di surga tetapi aku salah
Aku berada di rumah sakit dan tergeletak di atas tempat tidur

“Mama … papa … di mana kakak ..?” ucapku sedikit berbisik
“Maaf .. semua keluargamu meninggal … hanya kau yang selamat …” ucap dokter yang berdiri di sampingku
“Gak … Kau pasti berbohong … KAU PEMBOHONG” teriakku

Butiran bening jatuh dari mataku
Perasaan emosi tercampur dengan rasa penyesalan
Sekarang aku sendirian dan tidak ada yang mau menolongku
Aku tidak punya kerabat bahkan kenalan, sama sekali tidak ada
Hidup itu … Tidak adil bukan ?


FLASH BACK OFF

Namaku Minamoto Ai, 15 tahun. Memiliki rambut pendek sebahu walau agak panjang 2 atau 3 senti. Tubuhku setinggi kira – kira 165 cm. Nilaiku dalam sekolah kadang pas – pasan kadang kurang dan kadang lebih. Hobiku adalah membaca novel, komik dan majalah selain itu juga suka main games.
Aku bersekolah di Hanamori Gakuen. Sekolah yang biasa saja tetapi ada suatu hal yang menarik sehingga mendorongku untuk masuk sekolah itu. Sekolah itu gratis tetapi yang diterima dari puluhan ribu murid yang mendaftar di sekolah itu hanya 240 siswa yang di terima. Selain itu di sana kita dapat berkonstultasi mengenai masalah tersendiri. Pokoknya nyaman deh sekolah di sana.
Kelasku di 1-C. Oya, di sekolahku ada 6 kelas dari kelas A-F. Tetapi walau kelasnya banyak aku senang karena termasuk kategori cewek yang populer. Walau gak populer banget si …
Kami mengadakan pemilihan cowok dan cewek terpopuler juga, masing – masing 3 orang. Tapi aku tidak begitu peduli oleh karena itu aku tidak tau siapa saja yang populer di sekolahku.
Sebenarnya berkat sekolahku aku dapat melupakan insiden yang ku alami itu walau hanya sedikit demi sedikit. Karena aku dapat bertemu dengan seorang teman … Seseorang yang dapat kita percayai. Makanya aku bersyukur masih bisa hidup untuk menikmati hal ini.

“Ai-chan ! Kamu sudah mengerjakan tugas itu belom ?” Tanya Karen teman sekelasku sekaligus sahabatku
“Oh, kalau itu aku sudah mengerjakannya waktu Hari Minggu.” Jawabku
“Syukurlah … Ku pikir kau lupa makanya aku bertanya padamu”
“Iya … Aku mengerti …”

Aku menyerahkan buku catatan padanya. Dalam buku itu ada tugas sejarah yang di berikan Bu Arisawa (wali kelasku). Katanya si untuk menambah nilai. Aku bekerja sama dengan Karen agar pekerjaan itu cepat di selesaikan. Tetapi pada akhirnya aku yang menyelesaikan semuanya karena waktu itu Karen tidak bisa datang ke rumahku di karenakan ia sakit gara – gara kehujanan.
Ngomong – ngomong soal Karen dia itu termasuk kategori cewek yang cantik di kelasku. Wajar ia di sukai banyak cowok. Ia memiliki rambut yang panjang sampai pinggul dan juga berkulit putih. Tubuhnya juga sangat ideal sekali, bisa di katakan langsing tepatnya.
Tiba – tiba Bu Arisawa sudah berada di depan kelas. Aku langsung duduk dengan rapih. Dan pelajaran di mulai seperti biasa …


PAST AFTER STUDY

Hari ini aku harus langsung pergi ke café. Karena aku kerja part-time di sana. Wajar bukan ? Aku tinggal sendirian jadi aku harus mencari pekerjaan agar aku tetap bisa bertahan hidup. Tetapi walaupun aku bekerja kadang penghasilannya pas – pasan sekali untuk memenuhi kebutuhan sehari – hariku ini.
Setelah aku sampai di café tempat kerjaku, aku segera memakai pakaian maid. Kostum pelayan berwarna hitam dan yang pastinya mengenakan rok di atas lutut. Pertama kali aku memakainya rasanya tidak nyaman karena aku tidak suka mengenakan rok. Tetapi itu adalah peraturan café kami jadi, mau tidak mau aku harus mematuhinya.

“Maaf, aku ingin memesan !” seru suara cowok yang memanggil ke arahku
“Baik ! Anda mau pesan apa ?” tanyaku setelah menghampirinya
“Aku ingin memesan chocolate cake dan milk shake rasa vanilla, ya ?” serunya sambil tersenyum
“Ah, iya.” Jawabku

Sepertinya aku mengenal cowok itu. Tapi di mana ya ? Seragamnya itu benar – benar mirip dengan seragam cowok di sekolahku. Haduh, bisa gawat sekali kalau seluruh siswa di sekolahku tau kalau aku bekerja di sini. Soalnya sifatku yang agak tomboy itu pasti akan membuat mereka tertawa jika tau aku mengenakan pakaian maid ini.
Aku tidak begitu memperdulikannya karena kalau kita terlalu berfikiran negatif itu hanya menyiksa diri kita bukan ?
Tidak lama kemudian aku mengambil pesanan orang itu dan meletakkannya di atas meja tempat ia duduk. Aku merasa tidak nyaman karena sejak tadi ia memperhatikanku. Jangan – jangan ia tau kalau aku satu sekolah dengannya ? Bahaya !!

“Hei !” serunya
“Y-ya ? Ada apa ?” tanyaku sedikit gugup
“Tidak ada apa – apa …” ucapnya

Haduh ! Yang benar saja ! Ku pikir dia benar – benar tau siapa aku ini. Sikapnya yang seperti itu membuatku berdebar ketakutan saja.
Selesai aku bekerja di sana aku pulang hampir menjelang malam sekitar jam 6 kurang. Memang si … aku selalu pulang jam segitu. Sehabis itu juga paling aku mengerjakan PR … Itulah hidupku.


NEXT DAY

Sekarang sudah pagi aku melakukan aktivitas seperti biasa. Ke sekolah, kerja part-time, mengurus rumah dan hal lainnya. Kehidupan seperti ini begitu amat berat ternyata jika tanpa keluarga. Menyedihkan …
Aku keluar rumah untuk mencari udara segar. Tidak seru kan hanya di rumah terus – menerus ? Makanya hari ini ku putuskan untuk keluar rumah. Sayangnya aku tidak tau kemana aku harus pergi jadi, ku pikir jalan – jalan saja tanpa ada tujuan, aneh kan ?
Selintas aku melihat taman yang di kerumunin banyak orang, saking penasaran aku mendekatinya. Dan WOW ! Aku melihat seorang cowok yang pernah datang ke café tempatku bekerja. Tak ku sangka ia bisa bermain gitar dan juga bernyanyi. Suara alunan musik yang ia bawakan sama dengan apa yang ku rasakan, kosong. Ya, perasaanku sekarang kosong. Aku tidak tau harus melakukan apa dan harus bagaimana. Tiba – tiba tubuhku kaku dan ingin mendengar lagunya sampai selesai.

“PROKK … PROKK …” suara tepuk tangan orang – orang yang menyaksikan cowok itu

Karena terlalu terbawa suasana aku sampai lupa sudah jam berapa sekarang. Ahh ! Jam 11 malam ! Ini adalah rekor pertamaku keluar rumah sampai jam segini. Dan OMG !! Gelap sekali ! Aku bahkan hampir tidak bisa melihat jalan yang ku lalui ini. Hah … Malangnya nasibku ini …

“BUKK!!”

Apa lagi sekarang ??? Aku menabrak seseorang ! Malam – malam begini pasti biasanya orang jahat yang suka berkluyuran.

“M-maaf … Maafkan saya … Saya tidak sengaja ! Saya tidak bermaksud apapun !” seruku sambil membungkuk berkali – kali
“Tidak apa – apa. Lagi pula aku tidak terluka.” Ucap suara yang tidak asing bagiku
“Ah … AHH !!!” teriakku sambil menunjuknya
“A-apa ? Apa ada yang salah denganku ?” tanyanya
“Anda cowok yang datang ke café tempatku bekerja !” seruku
“Ahh … Aku ingat sekarang. Kau cewek pelayan itu, ya ? Kenapa kau keluar malam – malam begini ?” tanyanya
“Mm … Tadi saya keluar rumah untuk mencari angin tapi, tiba – tiba saya melihat anda memainkan gitar dan bernyanyi di taman ini lalu … tiba – tiba tubuh saya kaku dan saya ingin melihat anda memainkan lagu yang sesuai dengan perasaan saya sekarang ini.” Jelasku
“… Aku tidak mengerti apa yang kau maksud, walau sedikit.” Ucapnya
“Saya minta maaf ! Saya akan pulang sekarang. Maaf mengganggu anda !” seruku dan meninggalkannya

Lalu sambil terus berlari aku masih merasa takut. Gelap. Tempat ini gelap sekali kalau sudah malam. Untung besok hari minggu atau tidak aku bisa bangun kesiangan !


NEXT DAY

Jam 9:00 pagi aku baru terbangun. Hari ini aku tidak bermimpi sama sekali. Biasanya si begitu …
Aku memutuskan untuk pergi ke pusat pembelanjaan (mall). Karena aku ingin membeli pakaian, soalnya pakaianku yang lama sudah sempit semua, bukan berarti aku gemuk lowh. Aku dalam masa pertumbuhan wajarkan membutuhkan pakaian baru ?
Seketika aku sampai di sana dengan menaiki bus, tempat itu sudah mulai agak ramai dari biasanya. Wajar, hari libur. Aku mampir ke toko yang menjual pakaian rumah. Aku membeli kaos dan tentunya celana yang pendeknya di atas lutut 2cm.
Selesai itu aku bertemu dengan cowok yang sangat ku benci, Jin Tatsuki. Dia itu cowok yang suka membuat masalah di sekolahku. Tapi, yang bikin aku bingung kenapa anak – anak yang ada di sekolahku itu suka berteman dengan dia ? Itulah pertanyaan yang sulit ku jawab.
Tanpa kusadari dia sudah berdiri tepat di depanku.

“AHH !!! A-apa yang kau lakukan, bodoh !” seruku sedikit agak berteriak
“Reaksimu aneh. Dari tadi kau memandangiku terus. Jangan – jangan kau …” belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya aku sudah memukul kepalanya dengan tas yang ku bawa
“BERISIK !!!” teriakku dan membuat orang – orang di sekeliling kami melihat ke arahku

Aku merasa malu sekali mungkin mukaku sekarang memerah. Tanpa basa – basi aku keluar dari toko itu dan menuju ke arah kamar mandi (?)
Bodohnya aku sampai di perhatikan orang sebanyak itu, memalukan sekali. Aku merapihkan sedikit wajahku dengan bedak yang ada dalam tasku. Menyebalkan sekali hari ini, pikirku.
Selesai itu aku keluar menuju café tapi, bukan café tampatku bekerja. Aku bersantai di sana dengan meminum Ice Mocacinno Float dengan Black Forest Cake. Uwahh … Enak sekali rasanya. Float yang ada dalam Ice Mocacinno lumer sekali di mulut dan Cakenya juga manis sekali !
Aku menikmati itu semua dengan tersenyum – senyum. Banyak orang yang memperhatikanku tapi aku tidak memperhatikannya. Lalu ada seseorang yang duduk di mejaku ku pikir itu Tatsuki tapi, bukan kok.

“Ah, kau suka sekali dengan café, ya ?” Tanya cowok “itu”
“Ya, lumayan karena enakkan bersantai di sini ?” jawabku dengan senyum yang seperti anak kecil
“Kau makan belepotan, tuh !” serunya sambil membersihkan mulutku dengan tisu
“Makasih” ucapku tersenyum (lagi)
“Kau tidak malu aku melakukan hal itu ?” tanyanya
“Emmm … Menurut saya tidak sama sekali, kok ! Karena niat anda membantuku dengan membersihkan mulut saya ini, kan ?”
“Aku benar – benar tidak mengerti apa yang kau maksud” serunya sambil menggaruk kepalanya walau sebenarnya tidak gatal sama sekali
“Ngomong – ngomong kenapa anda duduk di tempat saya ?”
“Aaa … Karena café ini terlihat mulai ramai. Lalu aku melihatmu duduk sendirian jadi ku pikir karena aku mengenalimu …” sepertinya ia ke habisan kata – kata
“Ahahaha … Baiklah. Nama saya Minamoto Ai, kalau anda ?” tanyaku
“Ah, maaf tidak memperkenalkan diriku lebih awal. Namaku Chinen Yuri, 16 tahun”
“Uwaa .. Anda lebih tua 1 tahun dengan saya. Padahal saya pikir anda adik kelas saya” seruku
“Ya, banyak yang bilang begitu.” Serunya tersenyum
“Kalau begitu kita makan sama – sama” ucapku yang mungkin terdengar seperti anak kecil

Setelah itu kami makan bersama – sama. Kami membicarakan soal sekolah, keluarga dan hal – hal lain. Tapi, yang bikin aku terkejut ibunya meninggal akibat kecelakaan, ayahnya memang sudah meninggal 6 tahun yang lalu dan satu – satunya saudara yang ia punya adalah kakak perempuannya tetapi ia pergi meninggalkan keluarganya karena tidak tahan hidup menderita.
Jujur saja apa yang dia alami hampir sama denganku bedanya satu keluargaku itu meninggal dalam kecelakaan yang sama. Lalu aku satu – satunya yang selamat. Lagi – lagi aku mengingat insiden itu lagi …

“H-hei jangan menangis. Maaf kalau ceritaku mengingatkanmu terhadap kejadian masa yang sudah lampau itu.” Serunya walau di wajahnya terlihat ia kebingungan akan reaksiku
“M-maaf … Saya memang bukan manusia yang kuat menahan tangis … Haaa … Fuuu …” ucapku sambil menarik nafas yang panjang
“Sudahlah … Dan bisakah kau berhenti berbicara secara formal ? Aku jadi merasa tidak nyaman”
“Baiklah …”

Kamipun terdiam sejenak. Aku yang seraya dari tadi menahan tangis akhirnya dapat berhenti juga. Lalu Chinen juga tampaknya tidak bisa melihatku menangis, karena sejak tadi aku menangis ia memalingkan wajahnya dengan melihat ke luar. Mungkin aku melakukan suatu kesalahan. Tapi, ku pikir tak apa – apa.

“Wah ! Aku lupa harus menyelesaikan pekerjaanku hari ini !” seru Chinen panik
“Eh ?” aku terbingung melihat gerakannya yang kaku dan ekspresi uniknya
“Aku harus pergi sekarang, sampai jumpa” ucapnya dan bergegas pergi

Orang itu baik, sangat baik. Wajahnya selalu ramah di depanku bahkan, dia selalu menampilkan senyumnya itu. Manis dan wow !
Ahh … sudah jam 1 siang. Dengan kata lain aku menghabiskan waktu 4 jam di tempat ini. Tapi, tidak apa – apa soalnya aku di temani seseorang yang pernah ku temui dan sekarang kami berteman. Senang rasanya mendapatkan teman baru.
Selesai itu aku berjalan kembali mengelilingi mall ini. Aku melihat aksesoris dan lain – lian deh pokoknya ! Tapi Tatsuki masih berkeliaran di daerah sini. Oleh karena itu aku selalu waspada jika melihatnya. Nanti dia melakukan hal yang seperti tadi lagi.
Dalam toko aksesoris, aku melihat ada gantungan bergambar beruang kecil berwarna merah jambu muda. Awalnya aku ingin membelinya tetapi aku baru sadar kalau aku harus menabung dulu. Karena aku tinggal sendirian sekarang. Jadi, kebutuhanku untuk hidup belum tentu mendapat gaji yang cukup.


IN HOUSE

Aku menggeletakkan tubuh di atas tempat tidurku. Hari ini aku merasa aneh, awalnya biasa saja tapi gak tau kenapa hatiku terasa aneh. Hal ini membuatku pusing dan tidak konsentrasi melakukan apa – apa. Jadi, aku tidur saja.
Jam 4 sore
Aku terbangun, mengganti pakaian, mencuci muka, dan pergi keluar rumah lagi. Sebenarnya yang akan aku lakukan sekarang adalah ke taman waktu itu untuk membeli es krim. Aku tau karena biasanya di hari Sabtu atau Minggu ada yang menjual es krim di sana. Jadi, tentu saja aku tidak akan melewatkan kesempatan ini. Aku suka sekali es krim.
Setelah sampai disana, aku membeli es krim rasa blueberry. Aku memakannya dengan duduk di bangku taman itu. Ummm ….. benar – benar enak sekali ! Rasanya manis …. Dan es krimnya lembut sekali. Benar – benar paduan rasa yang hebat !
Tiba – tiba Karen memanggilku.

“Ai-chan !”
“Karen ! Tumben kau keluar rumah”
“Tentu saja ! Aku mencarimu kemana – mana tau !” serunya sambil menarik kedua pipiku
“Hummmppp …. Sakit tau !” seruku setelah ia melepaskan tangannya dari pipiku
“Kau ini ! Jangan mentang – mentang liburan bisa beristirahat. Aku kesulitan mengerjakan PR tau !” gerutunya sambil menggembulkan pipinya
“Gantian, aku kan pernah mengerjakan tugas kita berdua sendirian. Sekarang, kau yang mengerjakannya.” Jelasku
“Huuh ! Ya sudahlah, aku mau pulang nanti ibuku marah lagi karena katanya di luar udaranya sudah tidak bersih dan apalah semacamnya” kesalnya 

“Ya”

Sambil melambaikan tangan Karen sudah menghilang dari hadapanku. Semestinya aku ajak dia saja makan es krim di sini lagi pula aku merasa kesepian juga tidak ada yang menemani. Tapi, di saat aku berpikir hal itu seseorang datang sambil menagetkanku.

“DORR !”
“KYAAA !!! EH ?? TATSUKI !!!!!” aku berteriak kaget sambil marah
“Ahahahahaha ekspresi yang bagus Minamoto !” ucapnya dengan senyum jahilnya
“MENYEBALKAN !” teriakku di telingannya dan bergegas pergi

Kenapa dia selalu bikin aku emosi di saat aku sedih si ? Menyebalkan !


MONDAY

Kembali lagi ke sekolahku tercinta. Sudah ada beberapa murid yang berdatangan dan aku salah satunya. Dengan langkah penuh dengan semangat aku memasuki sekolahku dan langsung menuju ruang kelasku.

“Selamat pagi !!!” seruku kepada teman – teman sekelasku
“Pagi” jawab seperuh dari mereka sisanya sedang membicarakan sesuatu
“Kalian sedang membicarakan apa ?” tanyaku kepada teman sekelasku itu
“Ah, Ai-san pagi ! Kami sedang membicarakan seorang cowok dari kelas 2-A ! Namanya Chinen Yuri !”
“DEGG !”
“Eh ? Apa tadi aku tidak salah dengar ?” tanyaku memastikan
“Tentu saja tidak ! Namanya Chinen ! Chinen Yuri !” ulangnya

Ah … Entah mengapa aku jadi pusing lagi. Sakit banget rasanya. Tapi aku merasa seperti tersenyum – senyum. Sungguh aneh.


AFTER SCHOOL

Angin sepoi – sepoi dengan halus membuat rambutku terbang. Serasa aku ingin sekali terbang. Tetapi tidak mungkin, karena aku bukan burung ataupun malaikat, aku juga tidak memiliki sayap. Sekarang aku berada di atas atap sekolah. Aku selalu ke sana tiap pulang sekolah. Karena setelah mengalami stress karena belajar aku melakukan refreshing dengan merasakan tiupan angin di sini.

“BAKK !” suara pintu yang terbuka kencang aku terkaget dan waduh badanku kaku
“Kau ?”
Aku menyapanya dengan mengangkat tangan kananku dan melambaikannya sangat pelan (?)
“Sepertinya aku mengagetkanmu ya ? Maaf, aku tidak tau” ucapnya
“Tidak apa – apa kok ! Wajar aku kaget, karena aku tadi sedang bengong memandang langit” ucapku polos
“Begitu … Hei, apa kau mau makan bersamaku ?” tanyanya sambil menyodorkan roti melon kesukaanku
“Roti melon ! Itu makanan kesukaanku, terima kasih” ucapku sambil mengambilnya
“Apa kau suka pemandangan di sini ?”
“Ya, tentu saja. Setiap kali aku pulang sekolah aku ke sini sebentar kalau ada waktu”
“Benar juga, lagi pula sebentar lagi jam 5 kau pasti akan kerja part time di café itu, kan ?” tanyanya setelah melihat jam tangan miliknya
“Kau benar ! Aku hampir lupa ! Terima kasih sudah mengingatkan !” dan aku segera bergegas pergi

Sesampainya di café aku segera mengganti pakaianku dengan maid. Hampir saja aku akan datang terlambat. Tapi, kok dia bisa sampai tau aku bekerja di sini ya ? Gawat ! Bisa – bisa dia akan membokar rahasiaku kalau aku masih siswa SMA dan aku akan DI PECAT !
Karena aku berpikiran negatif pekerjaanku jadi sangat lambat. Sampai – sampai aku bengong dalam bekerja. Setelah itu aku di omeli oleh menejerku tapi untungnya dia mengerti tentang diriku. Jadi, aku sedikit tertolong dia bahkan menyuruhku untuk beristirahat jika sudah tidak kuat bekerja. Sungguh baik sekali.


AFTER A FEW DAY

Perasaanku tidak enak sekali, entah itu karena apa. Tapi, sungguh ini benar – benar membuatku khawatir. Padahal tadi di sekolah aku tidak merasakan apa – apa. Tetapi sekarang ? Aku merasa seperti ada sesuatu yang akan mengancamku (mungkin).
Setibanya di café aku merasa … serius ! Ini benar – benar membuatku canggung. Gulp. Aku memutuskan untuk masuk ke dalam. Lalu, jeng … jeng … jeng … (?) tidak ada apa – apa. Semuanya bekerja seperti biasa. Tetapi kenapa aku masih merasakan hal ini ?

“Ai-chan, kau harus cepat – cepat mengganti bajumu !” seru salah satu teman kerjaku

Aku mengangguk dan mengganti pakaianku. Ahh … Kenapa perasaan ini masih ada si ? mengganggu saja ! Setelah itu aku melayani orang – orang yang ingin memesan makanan ataupun minuman.

“Anda pesan apa ?” tanyaku pada seorang cowok yang sedang melihat ke arah jendela
”Apa … Para guru tau kalau kau bekerja di sini ?”

Cowok itu menoleh, melihatku. Mataku membesar, badanku kaku.

“C-chinen …?” gumamku gemetar


TO BE CONTINUED