Senin, Februari 25, 2013

SMPN 7 Depok

Ok all !
Hari ini saya mau memperkenalkan sekolah saya nih. Gara - gara di suruh guru aja (>o<)
Sebenarnya sekolah saya itu biasa saja tetapi sebenarnya asik kok.
Awalnya saya juga canggung masuk sekolah ini, tetapi saya salah.
Yaa ... kehidupan SMP itu kadang asik dan kadang ..... biasa aja.
Tapi karena sekarang saya sudah kelas 3 SMP sudah sewajarnya berpikir dewasa dan logis.
Maaf ya kalau ada kalimat gak jelas.
Sebenarnya saya gak pintar basa - basi, tapi gak ada salahnya bukan ?
*woyy kok jadi curhat ?
Ya ... itu aja deh. Oya ada tambahan !
Saya orangnya suka emosian (ama cowok) jadi hati - hati ya ? *plakk (>w<)
Arigatou, Xie xie, Gomawo, Thank you, dan Terima Kasih !!!
(^w^)

Jumat, Februari 01, 2013

My Story 2



My Story 2
Rating : T
Genre : Drama
Chara : Minamoto Ai, Chinen Yuri, Fujimura Karen, Jin Tatsuki, etc
Language : Indonesian

“C-chinen ?” gumamku gemetar

Aku menatapnya, dia juga menatapku. Tubuhku merinding gemetaran, tak ada yang berbicara selain dia. Sambil menggigit bibirku, aku menunggu dia melanjutkan berbicara.

“Apakah … Kau sudah mendapat izin dari guru ?” tanyanya lagi
Aku menggeleng.

“Begitu, ya sudah aku akan merahasiakan hal ini.” Lanjutnya
“Kau tidak akan memberitahukan hal ini pada guru – guru yang lain ?” wajahku mulai berseri
“Ya … Asalkan kau tidak membocorkan rahasiaku menjadi seorang penyanyi.”

Aku senang sekali. Tapi tunggu ! Dia seorang penyanyi ? Jadi waktu di taman itu … Ah ! Aku mengerti sekarang, dia adalah seorang PENYANYI ! Tapi, aku kan belum tau. Ya sudahlah, anggap saja kami berdua impas.

“Baiklah !”


AFTER A FEW DAY

Sekarang aku merasa agak tenang. Karena waktu itu aku telah di kagetkan oleh Chinen, teman (?) satu sekolahku. Dia telah mengetahui kalau aku telah bekerja di café, sebenarnya sudah sangat lama tapi, mungkin karena dia baru tau kalau aku bersekolah di sini jadinya dia baru bisa berbicara seperti itu.
Sekarang aku berencana untuk mencari angin dengan menaiki sepeda. Warna sepedaku biru tua. Memang tidak menarik tetapi menurutku desainnya cukup unik karena memiliki motif bergambar bunga.

“Kring … Kring …”

Aku mengayuh sepeda sambil membunyikan bell sepedaku. Sungguh asik sekali apalagi jika kita bersama dengan teman – teman. Walaupun begitu aku merasa sudah puas walau sendirian. Karena suasananya tenang.

Ketika baru saja melihat sekeliling, ternyata aku sampai di taman itu (lagi). Tapi orang yang menjual es krim langgananku tidak ada. Mungkin sedang libur ?

Aku turun dari sepeda dan mendereknya memasuki taman itu. Sambil memandangi air pancur itu aku teringat Chinen menyanyikan sebuah lagu. Walaupun aku tidak tau judul lagu itu apa tapi, aku suka. Itu saja. Dan … tak ada hal yang khusus.

Sambil duduk di bangku taman aku mengambil hp di dalam saku celanaku. HandPhoneku berwarna merah jambu dengan gambar hati di depannya (Hp flip yang dapat di buka-tutup). Tidak ada pesan sama sekali tetapi aku hanya bermain games di dalamnya. Aku bermain game tetris. Memang itu permainan yang sangat sederhana karena hanya menyusun balok – balok itu saja.

Tiba – tiba sekelilingku mulai gelap. Dan wow ! Aku bermain sampai malam. Tetapi tidak seperti dulu, aku keluar sampai jam 11 malam. Aku memasukkan kembali Hpku itu ke dalam saku. Lalu menaiki sepedaku tetapi, sebelum aku naik ada seorang lelaki datang menghampiriku. Dan aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.

“Hey, Nona … Tidak ada teman ya ? Mau ku temani ?” Tanya seorang pria aneh dengan pakaian yang belel
”Gak ! Saya mau pulang !” seruku dan segera meninggalkan tempat itu

Tapi, sayang sekali segerombolan pria seperti pria tadi menjegatku. Sepertinya mereka adalah kawanannya. Aku mulai takut dan ingin berteriak tetapi aku sudah di sergap. Mulutku di tutup dan tubuhku ingin di tarik dan di bawa pergi. Tolong !

Tak ada yang menolongku entah sekarang aku di bawa ke mana. Tetapi yang ku lihat sekarang aku berada dalam gang kecil dan … ada pintu ! Gawat ! Aku pasti mau di apa – apakan.

“Lepaskan saya !” teriakku sambil mencoba untuk meloloskan diri
”Diam kau !”

Sudah tidak ada harapan. Kenapa aku harus mengalami hal ini ? Ini semua bagaikan mimpi burukku ! Ku mohon seseorang tolong aku !

Di saat yang tepat sesosok seorang cowok datang.

“JANGAN SENTUH DIA !” iapun langsung menonjok pria yang sejak dari tadi menyergapku

Perkelahian sengit terjadi. Lalu ketika ada seseorang yang tak sengaja melewati gang ini ia berlari sepertinya ingin melaporkan pada polisi. Aku hanya bisa menyaksikan lelaki yang menyelamatkanku itu  berkelahi sampai pada akhirnya polisi datang.

Aku menghampiri lelaki itu, sepertinya ia memiliki luka di bagian bibir dan lainnya. Dengan panik aku membawanya ke klinik dan untungnya aku menemukan klinik yang agak jauh dari tempat gang itu.

“Maafkan saya … Sungguh … Saya minta maaf !” kataku pada lelaki itu
”Untuk apa kau minta maaf ? Dan kenapa kau berbicara formal ? Kau mulai menyukaiku ya ?”

Aku kaget dengan kalimatnya. Suaranya, kata – katanya … tidak salah lagi ! Hanya dia yang suka mengatakan hal itu padaku.

“Tatsuki !” seruku setelah memperhatikannya baik – baik
”Jangan bilang kau baru sadar kalau aku ini Tatsuki ? Memalukan … Aku jadi sedikit menyesal sudah menolongmu.” Ucapnya sambil menggaruk kepalanya
”Iya .. iya … maaf ! Habis tempat itu gelap sekali. Aku sampai tidak dapat melihat. Lagi pula aku juga dalam keadaan ketakutan, panik, dan sejenisnya. Lalu kau datang menyelamatkanku dan aku sungguh merasa bersyukur dan berterima kasih.” Jelasku
Ia terdiam dan tiba – tiba tersenyum (?)
“Bagus … bagus … kalau begitu ada kemajuan !” serunya sambil mengusap kepalaku
”Maksudmu apa ?”

Tak ada jawaban. Sepertinya ia menghindar dari pertanyaanku dengan berbicara kepada dokter di klinik itu.


Thursday

Yay ! Hari Kamis …. Hari Kamis … Aku senang sekali ! Mau tau kenapa ? Karena hari ini di caféku tidak boleh ada pelanggan laki – laki. Maksudku hari ini hanya perempuan saja yang di perbolehkan masuk. Entah kenapa aku senang, tapi ada rasa sedih juga si … Padahal dulu aku tidak pernah seperti ini. Mungkin … Ada sesuatu (?)

Sekarang aku harus fokus untuk bekerja. Aku tidak mau berpikir terus menurus. Aku harus positive thinking !

“Maaf, aku mau memesan” seru pelanggan perempuan yang mengenakan baju berwarna merah

‘DEG’

Gawat ! Itu Karen ! Mati aku kalau dia bisa tau aku bekerja di sini !

Aku langsung meminta tolong teman satu kerjaku (Mia) untuk menghampirinya. Untung saja setelah beberapa kali aku membujuknya dia mau juga menolongiku.

Sekarang aku jadi tidak fokus bekerja. Soalnya ada teman satu sekolahku. Sebenarnya caféku tempat bekerja lumayan jauh dari sekolahku. Tapi aku tidak pernah mengira kalau anak – anak satu sekolahku akan datang ke sini.

Untungnya Karen tidak lama – lama di sini. Setelah ia mengahabiskan semua yang ia pesan, ia langsung bergegas keluar. Sepertinya dia memiliki urusan yang sangat penting. Aku merapikan meja bekas ia duduk tadi, lalu aku melihat Hpnya tertinggal. Wah ! Tambah lagi masalah.

“Itu milik siapa ?” Tanya Mia-san
”Emmm … Punya temanku, barusan … dia duduk di sini … jadi aku pasti akan mengembalikannya besok.” 
Jawabku sedikit berpikir
”Begitu .. aku iri padamu … teman – temanmu semuanya terlihat muda – muda sekali seperti anak SMA”

‘DEG DEG’

Aduh ! Jangan mengatakan hal yang membuatku jantungan, dong !

“Tapi, ya sudahlah” serunya dan melanjutkan pekerjaanya

Hari ini aku olah raga jantung. Hebat sekali, bukan ? Sumpah ! Aku gak suka banget.


NEXT DAY

Hari ini aku bangun agak telat. Sedikit. Tapi aku merasa agak gugup, karena Hpnya Karen tertinggal di café. Sebaiknya aku harus bilang apa ya … Aku tau ! Bilang saja waktu aku mampir ke café seseorang menanyakan Hp itu milik siapa, dan pas aku melihatnya ternyata itu milik Karen karena wallpaper Hpnya adalah foto dia sendiri. Oke persiapan sudah beres !

Di sekolah, sekarang aku sudah memasuki ruang kelasku. Hmmm … Karen tidak ada … Kemana ya ?
Aku mencarinya sampai berkeliling semua area sekolah dan hasilnya nihil ! Dia tidakku temukan. Rasanya aku sedikit cemas padanya, jangan – jangan dia mencari Hpnya kemarin sampai seharian dan hari ini dia juga pasti sedang mencarinya. Dan … bagaimana kalau dia ke cafeku ? Lalu Mia-san memberitahukan namaku ???

Aku dalam BAHAYA !!!

Semoga dia tidak ke café itu … semoga saja …

Lalu bel sekolah sudah berbunyi dan menandakan pelajaran pertama siap di mulai. Tetapi Karen masih belum datang juga. Jadi, sebaiknya apa yang harus kulakukan ? Apakah aku harus mencarinya ?
Seketika itu juga Karen datang dengan wajah yang tampak gusar.

“Karen !” panggilku dan langsung menghampirinya
”Dari mana saja kamu ?” lanjutku
”Aku ? Ahh … Tadi aku bangun agak kesiangan lalu …”
”Lalu …?”
”Kemarin aku ….”

‘GULP’

Ini dia ….

“Kemarin aku sedang melakukan sebuah projek tentang kegiatan perkumpulan pecinta teh. Dan aku terpilih menjadi ketuanya. Makanya aku hanya tidur dari jam 3 pagi.” Jelasnya

Syukurlah … Ku pikir dia datang ke cafeku itu.

“Ini !” seruku sambil menyerahkan Hpnya
”Wah ! Sejak kapan Hpku ada di tanganmu ?”
”Kau meninggalkannya di café yang tidak begitu jauh dari sekolah kita.”
”Begitukah ? Atau kau bekerja di sana ?”

‘DEG’

Olah raga jantung … olah raga jantung …

“Aku bercanda kok !” serunya ketika diam beberapa saat
”Jangan bercanda hal yang tidak masuk akal, dong ! Mana mungkin aku bekerja di café. Umurku kan masih 15 tahun.”
”Iya aku bercanda”

Seketika itu juga guru pelajaran matematika sudah datang dan semua yang ada di kelasku duduk di tempat masing – masing. Pelajaranpun di mulai.


FRIDAY

Hari ini aku libur kerja, karena kata menejer ada rapat. Aku saja baru tau kalau menejer café bisa rapat juga. Ada – ada saja ya jaman sekarang ?

Sekarang aku masih di sekolah. Yup ! Di atas atap. Tapi bukan yang di gentengnya. Kalian pasti tau kan ?
Sebenarnya aku juga tidak tau kenapa harus datang ke sini. Mungkin ... karena tidak ada kerjaan sama sekali. Seperti biasa aku sekarang sedang menatap ke arah langit ... Dan seperti biasa pula jika ada seseorang yang datang aku pasti keget. Dan hal itu berlaku sampai sekarang ..

“DORR !” seru Chinen yang tiba – tiba muncul di hadapanku

‘DAG DIG DUG’

Aku kaget atau apa nih ? Rasanya mukaku panas.

“A-ada apa ?” tanyaku dengan gaya bereflek kaget
”Tidak kenapa – kenapa. Hanya saja tiap kali aku melihatmu kau selalu menatap langit. Memang ada apa ? 
Kau juga jadi jarang datang ke sini. Padahal dulu kau pernah bilang kalau kau setiap pulang sekolah selalu datang ke sini. Apa karena pekerjaanmu itu ?” tanyanya berbunturan
”Bukan ... Tapi ada benarnya juga si ... Sebenarnya itu karena aku tidak punya waktu bersantai yang banyak.”
”Aku juga, tapi waktu istirahat itu lebih penting. Dan di tambah lagi kau perempuan. Kalau kenapa – kenapa bagaimana ?”

Perempuan ya ? Kalau boleh memilih aku lebih suka jadi laki – laki. Karena mereka kuat dan bisa melindungi diri sendiri.

“Ya ... Maafkan aku karena aku terlahir menjadi anak perempuan”
”Untuk apa kau minta maaf ? Lagi pula itu namanya takdir dan kau harus menjalankannya. Aku senang kok berteman denganmu yang menjadi seorang perempuan. Kau terlalu banyak pikiran ya sampai berkata seperti itu ?”

Semakin lama aku semakin penasaran. Kenapa dia selalu tau apa yang aku rasakan si ? Atau mungkinkah itu ....

“Chinen-san ... Apa kau ...”

Ketika aku melirik ke arahnya dia melakukan hal bodoh di depanku. Ia ingin menaiki tembok pembantas ! Maksudku sekarang ini aku berada di atas atap sekolah bukan ? Nah ! Menurutku dia ingin loncat !

“Apa yang kau lakukan ? Apa kau gila ?”
”Tidak, bukan begitu. Aku hanya ingin memastikan sebenarnya apa yang kau lihat di langit. Oleh karena itu agar lebih jelas aku harus naik ke tempat yang lebih tinggi”
”Aku ... aku mengerti ! Oleh karena itu. Tolong jangan naik – naik seperti itu ! Aku akan menceritakannya padamu”

Setelah aku mengatakan hal itu ia langsung melihat ke arahku dan menghampiriku. Sebenarnya aku tidak tau harus bilang apa padanya. Aku juga salah si bilang kalau ingin menceritakannya padanya. Tapi, gak mungkin kan ? Aku sungguh sangat – sangat bodoh.

“Jadi ... Kenapa ? Kenapa kau melihat langit ?”
”Karena .. haaaahh ...” aku menghembuskan nafas dan melanjutkan pembicaraan
”Karena jika aku mendapat masalah aku selalu menatapnya. Dengan begitu perasaanku menjadi tenang. Selain itu juga aku dapat sedikit demi sedikit melupakannya. Pokoknya ada masalah atau tidak aku sangat suka menatap langit. Apalagi malam hari” jelasku dengan tersenyum di akhir kalimatnya
”Hmph”
”K-kau kenapa ?”
”Ahahahhahaha ...!!” ia tertawa

Haduh ! Sepertinya aku mengatakan sesuatu hal yang bodoh nih. Buktinya dia tertawa seperti itu. Tapi ... entah kenapa .... manis ....

“Maaf .. maaf ... aku tertawa seperti ini. Sepertinya aku benar – benar menyukaimu”

‘DEG DEG DEG DEG’

Apa barusan yang dia katakan ? ‘menyukaimu’ aku tidak salah dengarkan ? atau ... uwaaahhh ... Ada apa ini sebenarnya ?

Dengan perasaan yang tidak menentu ini aku segera berlari. Sempat ia memanggilku tetapi ... aku tidak mengerti kenapa aku hanya ingin berlari. Sesampainya dalam kelasku, aku melihat Karen apa yang di lakukannya ya ? Ah ! Di depannya itu kan Tatsuki. Wah ! Ada apa nih ?

“Begitu ... baiklah ..” setelah itu pula Karen segera keluar kelas

Aku bingung dia berjalan mengarah keluar kelas, aku harus bersembunyi. Dan untungnya masih keburu. Walaupun sepintas Karen terlihat menangis. Matanya merah.

Sepertinya hari ini benar – benar hari teraneh tau mungkin .... membingungkan. Dengan jantung yang masih berdetak kencang aku memasuki kelas. Sebenarnya aku tidak mau tapi ... Tasku masih berada di dalam kelas. Jadi mau bagaimana lagi ?

“Wah ! Tatsuki ! Ada apa ? Kenapa kau masih disini ?” tanyaku pura – pura tidak tau
”Ah ! Ai ? Aku ... tidak ada apa – apa ... Hanya menunggu temanku. Itu saja”
”Apa kau yakin ?”

Ia mengangguk. Sebenarnya aku juga tidak ingin ikut campur urusannya. Tetapi, mungkin aku telah kelewatan karena menanyakan hal itu. Jelas – jelas tadi apa yang ku lihat ia memiliki masalah dengan Karen. Sudahlah, aku kan penasaran wajar kalau bertanya.

“Hei !”

Setelah aku mengambil tas di mejaku Tatsuki memanggilku.

“Ada apa ?”
”Boleh aku bertanya ?”

Sebenarnya hari ini aku sedang tidak ingin mendengarkan cerita orang lain. Kalau untuk Tatsuki ... Bolehlah sekali – kali. Lagipula dia jarang sekali bahkan bisa di bilang ini pertama kalinya ia ingin menceritakan sesuatu padaku.

“Ya, memang kenapa ?”
”Jika kau mendapat teman dekat dan di luar dugaan dia telah mengatakan sesuatu hal yang tidak ingin kau dengar. Apa yang akan kau lakukan ?”

Aku sama sekali tidak mengerti apa maksudnya. Apa karena ia sulit menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padanya ?

“Menurutku, aku pasti agak kecewa. Tetapi ia mengatakan itu sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Jadi, aku tidak akan membencinya walau ada rasa kecewa. Walaupun kita menganggap kalimatnya itu tidak mengenakkan aku pasti akan mengambil hikmahnya” jelasku
”Baiklah ... Terima kasih. Kau sangat membantu” ia mengusap kepalaku dan segera pergi

Ada apa ya ? Sepertinya ia benar – benar mendapat masalah yang berat. Aku jadi sangat dan sangat penasaran. Apa itu semua ada hubungannya dengan Karen ?


2 DAYS LATER

Yup ! Hari minggu adalah hari istimewa karena hari ini merupakan hari libur. Tetapi aku tidak memiliki rencana apapun hari ini jadi aku hanya beres – beres rumah saja. Oya, sudah pernah belum ku jelaskan tentang isi rumahku ? Sepertinya belum ya.

Baik aku akan menjelaskannya ketika kau membuka pintu rumahku di sebelah pojok kanan ada tempat tidurku. Lalu di sampingnya ada lemari pakaianku di pojok kiri ada kamar mandi dan juga di samping kiri dekat pintu ada rak buku dan meja. Ya, hanya itu.

Oya, di depan rumahku ada pagar pembatas sekitar 5 atau 6 langkah dari pintu rumahku. Dan biasanya aku menjemur pakaian di depan situ. Tapi pakaian tertentu saja. Kalian mengertikan ?

Setelah selesai bersih – bersih aku menggeletakkan tubuhku di atas lantai. Sebenarnya aku sering melakukan hal ini padahal ada tempat tidur. Tapi, aku tidak ingin mengotori tempat tidurku karena kalian tau kan baru saja selesai bersih – bersih jika aku meletakkan tubuhku di atas kasur semua akan sia – sia karena aku benar – benar sangat berkeringat dan kelelahan. Jadi aku tidur di lantai saja.

Tak sengaja akupun mulai tertidur dan bermimpi.

Aku bermimpi ada Karen dan Chinen. Entah mereka bicara apa aku tidak dapat mendengarnya. Dan tiba – tiba. Kiss ... Mereka BERCIUMAN ??? ENGGAK !!! Ada Tetsuya ? UWAH !!

Pada akhirnya aku terbangun dengan dada yang sedang naik turun. Kenapa aku memimpikan hal itu ?? Ada apa si ? Kenapa di pikiranku ada mereka ? Lalu ... Kenapa harus memimpikan AGHH !!

Aku sebal. Entah karena apa. Dengan penuh emosi aku pergi mandi karena tubuhku lengket berkeringat. Setelah berpakaian aku melakukan hal bodoh, aku memukul guling yang ada di atas kasurku. Dan meneriakkan kalimat yang tidak jelas. Mungkin bisa di bilang aku sedang gila atau semacamnya.
Masih dengan perasaan emosi aku keluar rumah. Aku tidak perduli mau kemana asalkan apa yang aku mimpikan tadi cepat menghilang.

Tersesat. Aku tersesat sekarang. Dasar kau sangat bodoh Ai ... Benar – benar bodoh. Kenapa kau pake ada arusan emosian dan pada akhirnya begini. Kau tersesat sekarang. Tidak tau arah. Tidak tau tempat yang sedang kau lalui ini. Kasihan ...

Tiba – tiba aku melihat segerombolan anak perempuan sedang menyaksikan sesuatu. Saking penasaran aku melihat, mendekat. Ahh ... Tubuhku terasa di gencet. Ternyata banyak sekali orang yang menyaksikan. Dan aku dapat berdiri paling depan, akhirnya.

EHHH ???

Itu ... CHINEN ! Dia sedang bernyanyi di depan panggung ! Jadi selama liburan dia mengadakan konser ? Tetapi ... Dia terlihat berbeda ... Ia bernyanyi sambil dance ! Keren sekali ! Rasanya seperti bukan Chinen saja. Soalnya ia memiliki tampang yang manis, tapi – tapi ekspresinya sangat serius. Aku benar – benar terpesona.

Belum sampai 5 menit lagu itu telah selesai di nyanyikan. Sayang sekali, sepertinya aku datang terlambat. Ada rasa menyesal dalam hatiku ini. Tak apalah, anggap saja ini sebagai hiburan untukku.
Akupun berjalan pulang ke rumah. Setelah ¼ berjalan kaki ada motor yang berhenti di depanku. Ia melepaskan helmnya

“Chinen ?”
”Apa kau ada acara hari ini ?”
”Tidak ... tidak ada !”
”Mau ikut denganku ?”
”Kemana ?”
”Sudahlah ... Nanti kau juga akan tau”

Ada perasaan aneh dan senang dalam hatiku ini. Aku menggangguk padanya tanda setuju. Dan aku segera menaikki motornya setelah ia meminjamkan helmnya padaku.

Tak lama kemudian aku melihat bintang. Indah sekali. Entah mengapa aku merasa seperti dapat menggapainya. Padahal ini di bukit tapi mungkin karena bukit ini tidak ada bangunan atau apapun yang menghalangi pemandangan bintang yang ada di langit serasa dapat ku gapai.

“Hebat ! Bagaimana bisa kau mengetahui tempat se-indah ini ?”
”Sebagai tanda minta maafku. Mungkin 2 hari yang lalu aku mengatakan hal yang membuatmu tersinggung oleh karena itu aku membawamu ke sini ...” jelasnya dengan wajah bersalah
”Untuk apa kau minta maaf ? Justru aku yang harus minta maaf karena aku bersifat aneh waktu itu. Maaf ya ?”
”Kau lucu sekali. Padahal aku yang mengatakan minta maaf lalu kau juga mengatakan hal yang sama. Benar – benar aneh” serunya sambil tersenyum

Senyum itu ... adalah senyum yang membuat dadaku berdetak kencang. Mungkin ini sudah tandanya. Dan aku mengerti kenapa aku emosi ketika memimpikan hal itu.


TO BE CONTINUED