My Story 2
Rating : T
Genre : Drama
Chara : Minamoto Ai, Chinen Yuri, Fujimura Karen, Jin Tatsuki, etc
Language : Indonesian
“C-chinen ?”
gumamku gemetar
Aku
menatapnya, dia juga menatapku. Tubuhku merinding gemetaran, tak ada yang
berbicara selain dia. Sambil menggigit bibirku, aku menunggu dia melanjutkan
berbicara.
“Apakah …
Kau sudah mendapat izin dari guru ?” tanyanya lagi
Aku
menggeleng.
“Begitu, ya
sudah aku akan merahasiakan hal ini.” Lanjutnya
“Kau tidak akan memberitahukan hal ini pada guru – guru yang lain ?” wajahku
mulai berseri
“Ya … Asalkan kau tidak membocorkan rahasiaku menjadi seorang penyanyi.”
Aku senang
sekali. Tapi tunggu ! Dia seorang penyanyi ? Jadi waktu di taman itu … Ah ! Aku
mengerti sekarang, dia adalah seorang PENYANYI ! Tapi, aku kan belum tau. Ya
sudahlah, anggap saja kami berdua impas.
AFTER A FEW
DAY
Sekarang aku
merasa agak tenang. Karena waktu itu aku telah di kagetkan oleh Chinen, teman
(?) satu sekolahku. Dia telah mengetahui kalau aku telah bekerja di café,
sebenarnya sudah sangat lama tapi, mungkin karena dia baru tau kalau aku
bersekolah di sini jadinya dia baru bisa berbicara seperti itu.
Sekarang aku
berencana untuk mencari angin dengan menaiki sepeda. Warna sepedaku biru tua.
Memang tidak menarik tetapi menurutku desainnya cukup unik karena memiliki
motif bergambar bunga.
“Kring …
Kring …”
Aku mengayuh
sepeda sambil membunyikan bell sepedaku. Sungguh asik sekali apalagi jika kita
bersama dengan teman – teman. Walaupun begitu aku merasa sudah puas walau
sendirian. Karena suasananya tenang.
Ketika baru
saja melihat sekeliling, ternyata aku sampai di taman itu (lagi). Tapi orang
yang menjual es krim langgananku tidak ada. Mungkin sedang libur ?
Aku turun
dari sepeda dan mendereknya memasuki taman itu. Sambil memandangi air pancur
itu aku teringat Chinen menyanyikan sebuah lagu. Walaupun aku tidak tau judul
lagu itu apa tapi, aku suka. Itu saja. Dan … tak ada hal yang khusus.
Sambil duduk
di bangku taman aku mengambil hp di dalam saku celanaku. HandPhoneku berwarna merah jambu dengan gambar hati di depannya (Hp
flip yang dapat di buka-tutup). Tidak ada pesan sama sekali tetapi aku hanya
bermain games di dalamnya. Aku
bermain game tetris. Memang itu
permainan yang sangat sederhana karena hanya menyusun balok – balok itu saja.
Tiba – tiba
sekelilingku mulai gelap. Dan wow ! Aku bermain sampai malam. Tetapi tidak
seperti dulu, aku keluar sampai jam 11 malam. Aku memasukkan kembali Hpku itu
ke dalam saku. Lalu menaiki sepedaku tetapi, sebelum aku naik ada seorang
lelaki datang menghampiriku. Dan aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.
“Hey, Nona …
Tidak ada teman ya ? Mau ku temani ?” Tanya seorang pria aneh dengan pakaian
yang belel
”Gak ! Saya mau pulang !” seruku dan segera meninggalkan tempat itu
Tapi, sayang
sekali segerombolan pria seperti pria tadi menjegatku. Sepertinya mereka adalah
kawanannya. Aku mulai takut dan ingin berteriak tetapi aku sudah di sergap.
Mulutku di tutup dan tubuhku ingin di tarik dan di bawa pergi. Tolong !
Tak ada yang
menolongku entah sekarang aku di bawa ke mana. Tetapi yang ku lihat sekarang
aku berada dalam gang kecil dan … ada pintu ! Gawat ! Aku pasti mau di apa –
apakan.
“Lepaskan saya
!” teriakku sambil mencoba untuk meloloskan diri
”Diam kau !”
Sudah tidak
ada harapan. Kenapa aku harus mengalami hal ini ? Ini semua bagaikan mimpi
burukku ! Ku mohon seseorang tolong aku !
Di saat yang
tepat sesosok seorang cowok datang.
“JANGAN
SENTUH DIA !” iapun langsung menonjok pria yang sejak dari tadi menyergapku
Perkelahian
sengit terjadi. Lalu ketika ada seseorang yang tak sengaja melewati gang ini ia
berlari sepertinya ingin melaporkan pada polisi. Aku hanya bisa menyaksikan
lelaki yang menyelamatkanku itu
berkelahi sampai pada akhirnya polisi datang.
Aku
menghampiri lelaki itu, sepertinya ia memiliki luka di bagian bibir dan
lainnya. Dengan panik aku membawanya ke klinik dan untungnya aku menemukan
klinik yang agak jauh dari tempat gang itu.
“Maafkan
saya … Sungguh … Saya minta maaf !” kataku pada lelaki itu
”Untuk apa kau minta maaf ? Dan kenapa kau berbicara formal ? Kau mulai
menyukaiku ya ?”
Aku kaget
dengan kalimatnya. Suaranya, kata – katanya … tidak salah lagi ! Hanya dia yang
suka mengatakan hal itu padaku.
“Tatsuki !”
seruku setelah memperhatikannya baik – baik
”Jangan bilang kau baru sadar kalau aku ini Tatsuki ? Memalukan … Aku jadi
sedikit menyesal sudah menolongmu.” Ucapnya sambil menggaruk kepalanya
”Iya .. iya … maaf ! Habis tempat itu gelap sekali. Aku sampai tidak dapat
melihat. Lagi pula aku juga dalam keadaan ketakutan, panik, dan sejenisnya.
Lalu kau datang menyelamatkanku dan aku sungguh merasa bersyukur dan berterima
kasih.” Jelasku
Ia terdiam
dan tiba – tiba tersenyum (?)
“Bagus …
bagus … kalau begitu ada kemajuan !” serunya sambil mengusap kepalaku
”Maksudmu apa ?”
Tak ada jawaban. Sepertinya ia menghindar dari pertanyaanku
dengan berbicara kepada dokter di klinik itu.
Thursday
Yay ! Hari
Kamis …. Hari Kamis … Aku senang sekali ! Mau tau kenapa ? Karena hari ini di
caféku tidak boleh ada pelanggan laki – laki. Maksudku hari ini hanya perempuan
saja yang di perbolehkan masuk. Entah kenapa aku senang, tapi ada rasa sedih
juga si … Padahal dulu aku tidak pernah seperti ini. Mungkin … Ada sesuatu (?)
Sekarang aku
harus fokus untuk bekerja. Aku tidak mau berpikir terus menurus. Aku harus positive thinking !
“Maaf, aku
mau memesan” seru pelanggan perempuan yang mengenakan baju berwarna merah
‘DEG’
Gawat ! Itu
Karen ! Mati aku kalau dia bisa tau aku bekerja di sini !
Aku langsung
meminta tolong teman satu kerjaku (Mia) untuk menghampirinya. Untung saja
setelah beberapa kali aku membujuknya dia mau juga menolongiku.
Sekarang aku
jadi tidak fokus bekerja. Soalnya ada teman satu sekolahku. Sebenarnya caféku
tempat bekerja lumayan jauh dari sekolahku. Tapi aku tidak pernah mengira kalau
anak – anak satu sekolahku akan datang ke sini.
Untungnya
Karen tidak lama – lama di sini. Setelah ia mengahabiskan semua yang ia pesan,
ia langsung bergegas keluar. Sepertinya dia memiliki urusan yang sangat
penting. Aku merapikan meja bekas ia duduk tadi, lalu aku melihat Hpnya
tertinggal. Wah ! Tambah lagi masalah.
“Itu milik
siapa ?” Tanya Mia-san
”Emmm … Punya temanku, barusan … dia duduk di sini … jadi aku pasti akan
mengembalikannya besok.”
Jawabku sedikit berpikir
”Begitu .. aku iri padamu … teman – temanmu semuanya terlihat muda – muda
sekali seperti anak SMA”
‘DEG DEG’
Aduh !
Jangan mengatakan hal yang membuatku jantungan, dong !
“Tapi, ya
sudahlah” serunya dan melanjutkan pekerjaanya
Hari ini aku olah raga jantung. Hebat sekali, bukan ? Sumpah
! Aku gak suka banget.
NEXT DAY
Hari ini aku
bangun agak telat. Sedikit. Tapi aku merasa agak gugup, karena Hpnya Karen
tertinggal di café. Sebaiknya aku harus bilang apa ya … Aku tau ! Bilang saja
waktu aku mampir ke café seseorang menanyakan Hp itu milik siapa, dan pas aku
melihatnya ternyata itu milik Karen karena wallpaper
Hpnya adalah foto dia sendiri. Oke persiapan sudah beres !
Di sekolah,
sekarang aku sudah memasuki ruang kelasku. Hmmm … Karen tidak ada … Kemana ya ?
Aku mencarinya
sampai berkeliling semua area sekolah dan hasilnya nihil ! Dia tidakku temukan. Rasanya aku sedikit cemas padanya,
jangan – jangan dia mencari Hpnya kemarin sampai seharian dan hari ini dia juga
pasti sedang mencarinya. Dan … bagaimana kalau dia ke cafeku ? Lalu Mia-san
memberitahukan namaku ???
Aku dalam
BAHAYA !!!
Semoga dia
tidak ke café itu … semoga saja …
Lalu bel
sekolah sudah berbunyi dan menandakan pelajaran pertama siap di mulai. Tetapi
Karen masih belum datang juga. Jadi, sebaiknya apa yang harus kulakukan ?
Apakah aku harus mencarinya ?
Seketika itu
juga Karen datang dengan wajah yang tampak gusar.
“Karen !”
panggilku dan langsung menghampirinya
”Dari mana saja kamu ?” lanjutku
”Aku ? Ahh … Tadi aku bangun agak kesiangan lalu …”
”Lalu …?”
”Kemarin aku ….”
‘GULP’
Ini dia ….
“Kemarin aku
sedang melakukan sebuah projek tentang kegiatan perkumpulan pecinta teh. Dan
aku terpilih menjadi ketuanya. Makanya aku hanya tidur dari jam 3 pagi.”
Jelasnya
Syukurlah …
Ku pikir dia datang ke cafeku itu.
“Ini !”
seruku sambil menyerahkan Hpnya
”Wah ! Sejak kapan Hpku ada di tanganmu ?”
”Kau meninggalkannya di café yang tidak begitu jauh dari sekolah kita.”
”Begitukah ? Atau kau bekerja di sana ?”
‘DEG’
Olah raga
jantung … olah raga jantung …
“Aku
bercanda kok !” serunya ketika diam beberapa saat
”Jangan bercanda hal yang tidak masuk akal, dong ! Mana mungkin aku bekerja di
café. Umurku kan masih 15 tahun.”
”Iya aku bercanda”
Seketika itu
juga guru pelajaran matematika sudah datang dan semua yang ada di kelasku duduk
di tempat masing – masing. Pelajaranpun di mulai.
FRIDAY
Hari ini aku
libur kerja, karena kata menejer ada rapat. Aku saja baru tau kalau menejer
café bisa rapat juga. Ada – ada saja ya jaman sekarang ?
Sekarang aku masih di sekolah. Yup ! Di atas atap. Tapi
bukan yang di gentengnya. Kalian pasti tau kan ?
Sebenarnya aku juga tidak tau kenapa harus datang ke
sini. Mungkin ... karena tidak ada kerjaan sama sekali. Seperti biasa aku
sekarang sedang menatap ke arah langit ... Dan seperti biasa pula jika ada
seseorang yang datang aku pasti keget. Dan hal itu berlaku sampai sekarang ..
“DORR !” seru Chinen yang tiba – tiba muncul di hadapanku
‘DAG DIG DUG’
Aku kaget atau apa nih ? Rasanya mukaku panas.
“A-ada apa ?” tanyaku dengan gaya bereflek kaget
”Tidak kenapa – kenapa. Hanya saja tiap kali aku melihatmu kau selalu menatap
langit. Memang ada apa ?
Kau juga jadi jarang datang ke sini. Padahal dulu kau
pernah bilang kalau kau setiap pulang sekolah selalu datang ke sini. Apa karena
pekerjaanmu itu ?” tanyanya berbunturan
”Bukan ... Tapi ada benarnya juga si ... Sebenarnya itu karena aku tidak punya
waktu bersantai yang banyak.”
”Aku juga, tapi waktu istirahat itu lebih penting. Dan di tambah lagi kau
perempuan. Kalau kenapa – kenapa bagaimana ?”
Perempuan ya ? Kalau boleh memilih aku lebih suka jadi
laki – laki. Karena mereka kuat dan bisa melindungi diri sendiri.
“Ya ... Maafkan aku karena aku terlahir menjadi anak
perempuan”
”Untuk apa kau minta maaf ? Lagi pula itu namanya takdir dan kau harus
menjalankannya. Aku senang kok berteman denganmu yang menjadi seorang
perempuan. Kau terlalu banyak pikiran ya sampai berkata seperti itu ?”
Semakin lama aku semakin penasaran. Kenapa dia selalu tau
apa yang aku rasakan si ? Atau mungkinkah itu ....
“Chinen-san ... Apa kau ...”
Ketika aku melirik ke arahnya dia melakukan hal bodoh di
depanku. Ia ingin menaiki tembok pembantas ! Maksudku sekarang ini aku berada
di atas atap sekolah bukan ? Nah ! Menurutku dia ingin loncat !
“Apa yang kau lakukan ? Apa kau gila ?”
”Tidak, bukan begitu. Aku hanya ingin memastikan sebenarnya apa yang kau lihat
di langit. Oleh karena itu agar lebih jelas aku harus naik ke tempat yang lebih
tinggi”
”Aku ... aku mengerti ! Oleh karena itu. Tolong jangan naik – naik seperti itu
! Aku akan menceritakannya padamu”
Setelah aku mengatakan hal itu ia langsung melihat ke
arahku dan menghampiriku. Sebenarnya aku tidak tau harus bilang apa padanya.
Aku juga salah si bilang kalau ingin menceritakannya padanya. Tapi, gak mungkin
kan ? Aku sungguh sangat – sangat bodoh.
“Jadi ... Kenapa ? Kenapa kau melihat langit ?”
”Karena .. haaaahh ...” aku menghembuskan nafas dan melanjutkan pembicaraan
”Karena jika aku mendapat masalah aku selalu menatapnya. Dengan begitu
perasaanku menjadi tenang. Selain itu juga aku dapat sedikit demi sedikit
melupakannya. Pokoknya ada masalah atau tidak aku sangat suka menatap langit.
Apalagi malam hari” jelasku dengan tersenyum di akhir kalimatnya
”Hmph”
”K-kau kenapa ?”
”Ahahahhahaha ...!!” ia tertawa
Haduh ! Sepertinya aku mengatakan sesuatu hal yang bodoh
nih. Buktinya dia tertawa seperti itu. Tapi ... entah kenapa .... manis ....
“Maaf .. maaf ... aku tertawa seperti ini. Sepertinya aku
benar – benar menyukaimu”
‘DEG DEG DEG DEG’
Apa barusan yang dia katakan ? ‘menyukaimu’ aku tidak
salah dengarkan ? atau ... uwaaahhh ... Ada apa ini sebenarnya ?
Dengan perasaan yang tidak menentu ini aku segera
berlari. Sempat ia memanggilku tetapi ... aku tidak mengerti kenapa aku hanya
ingin berlari. Sesampainya dalam kelasku, aku melihat Karen apa yang di
lakukannya ya ? Ah ! Di depannya itu kan Tatsuki. Wah ! Ada apa nih ?
“Begitu ... baiklah ..” setelah itu pula Karen segera
keluar kelas
Aku bingung dia berjalan mengarah keluar kelas, aku harus
bersembunyi. Dan untungnya masih keburu. Walaupun sepintas Karen terlihat
menangis. Matanya merah.
Sepertinya hari ini benar – benar hari teraneh tau
mungkin .... membingungkan. Dengan jantung yang masih berdetak kencang aku
memasuki kelas. Sebenarnya aku tidak mau tapi ... Tasku masih berada di dalam
kelas. Jadi mau bagaimana lagi ?
“Wah ! Tatsuki ! Ada apa ? Kenapa kau masih disini ?”
tanyaku pura – pura tidak tau
”Ah ! Ai ? Aku ... tidak ada apa – apa ... Hanya menunggu temanku. Itu saja”
”Apa kau yakin ?”
Ia mengangguk. Sebenarnya aku juga tidak ingin ikut
campur urusannya. Tetapi, mungkin aku telah kelewatan karena menanyakan hal
itu. Jelas – jelas tadi apa yang ku lihat ia memiliki masalah dengan Karen.
Sudahlah, aku kan penasaran wajar kalau bertanya.
“Hei !”
Setelah aku mengambil tas di mejaku Tatsuki memanggilku.
“Ada apa ?”
”Boleh aku bertanya ?”
Sebenarnya hari ini aku sedang tidak ingin mendengarkan
cerita orang lain. Kalau untuk Tatsuki ... Bolehlah sekali – kali. Lagipula dia
jarang sekali bahkan bisa di bilang ini pertama kalinya ia ingin menceritakan
sesuatu padaku.
“Ya, memang kenapa ?”
”Jika kau mendapat teman dekat dan di luar dugaan dia telah mengatakan sesuatu
hal yang tidak ingin kau dengar. Apa yang akan kau lakukan ?”
Aku sama sekali tidak mengerti apa maksudnya. Apa karena
ia sulit menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padanya ?
“Menurutku, aku pasti agak kecewa. Tetapi ia mengatakan
itu sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya. Jadi, aku tidak akan
membencinya walau ada rasa kecewa. Walaupun kita menganggap kalimatnya itu tidak
mengenakkan aku pasti akan mengambil hikmahnya” jelasku
”Baiklah ... Terima kasih. Kau sangat membantu” ia mengusap kepalaku dan segera
pergi
Ada apa ya ? Sepertinya ia benar
– benar mendapat masalah yang berat. Aku jadi sangat dan sangat penasaran. Apa
itu semua ada hubungannya dengan Karen ?
2 DAYS LATER
Yup ! Hari minggu adalah hari istimewa karena hari ini
merupakan hari libur. Tetapi aku tidak memiliki rencana apapun hari ini jadi
aku hanya beres – beres rumah saja. Oya, sudah pernah belum ku jelaskan tentang
isi rumahku ? Sepertinya belum ya.
Baik aku akan menjelaskannya ketika kau membuka pintu
rumahku di sebelah pojok kanan ada tempat tidurku. Lalu di sampingnya ada
lemari pakaianku di pojok kiri ada kamar mandi dan juga di samping kiri dekat pintu
ada rak buku dan meja. Ya, hanya itu.
Oya, di depan rumahku ada pagar pembatas sekitar 5 atau 6
langkah dari pintu rumahku. Dan biasanya aku menjemur pakaian di depan situ.
Tapi pakaian tertentu saja. Kalian mengertikan ?
Setelah selesai bersih – bersih aku menggeletakkan
tubuhku di atas lantai. Sebenarnya aku sering melakukan hal ini padahal ada
tempat tidur. Tapi, aku tidak ingin mengotori tempat tidurku karena kalian tau
kan baru saja selesai bersih – bersih jika aku meletakkan tubuhku di atas kasur
semua akan sia – sia karena aku benar – benar sangat berkeringat dan kelelahan.
Jadi aku tidur di lantai saja.
Tak sengaja akupun mulai tertidur dan bermimpi.
Aku bermimpi ada Karen dan Chinen. Entah mereka bicara
apa aku tidak dapat mendengarnya. Dan tiba – tiba. Kiss ... Mereka BERCIUMAN
??? ENGGAK !!! Ada Tetsuya ? UWAH !!
Pada akhirnya aku terbangun dengan dada yang sedang naik
turun. Kenapa aku memimpikan hal itu ?? Ada apa si ? Kenapa di pikiranku ada
mereka ? Lalu ... Kenapa harus memimpikan AGHH !!
Aku sebal. Entah karena apa. Dengan penuh emosi aku pergi
mandi karena tubuhku lengket berkeringat. Setelah berpakaian aku melakukan hal
bodoh, aku memukul guling yang ada di atas kasurku. Dan meneriakkan kalimat
yang tidak jelas. Mungkin bisa di bilang aku sedang gila atau semacamnya.
Masih dengan perasaan emosi aku keluar rumah. Aku tidak
perduli mau kemana asalkan apa yang aku mimpikan tadi cepat menghilang.
Tersesat. Aku tersesat sekarang. Dasar kau sangat bodoh
Ai ... Benar – benar bodoh. Kenapa kau pake ada arusan emosian dan pada
akhirnya begini. Kau tersesat sekarang. Tidak tau arah. Tidak tau tempat yang
sedang kau lalui ini. Kasihan ...
Tiba – tiba aku melihat segerombolan anak perempuan
sedang menyaksikan sesuatu. Saking penasaran aku melihat, mendekat. Ahh ...
Tubuhku terasa di gencet. Ternyata banyak sekali orang yang menyaksikan. Dan
aku dapat berdiri paling depan, akhirnya.
EHHH ???
Itu ... CHINEN ! Dia sedang bernyanyi di depan panggung !
Jadi selama liburan dia mengadakan konser ? Tetapi ... Dia terlihat berbeda ...
Ia bernyanyi sambil dance ! Keren
sekali ! Rasanya seperti bukan Chinen saja. Soalnya ia memiliki tampang yang
manis, tapi – tapi ekspresinya sangat serius. Aku benar – benar terpesona.
Belum sampai 5 menit lagu itu telah selesai di nyanyikan.
Sayang sekali, sepertinya aku datang terlambat. Ada rasa menyesal dalam hatiku
ini. Tak apalah, anggap saja ini sebagai hiburan untukku.
Akupun berjalan pulang ke rumah. Setelah ¼ berjalan kaki
ada motor yang berhenti di depanku. Ia melepaskan helmnya
“Chinen ?”
”Apa kau ada acara hari ini ?”
”Tidak ... tidak ada !”
”Mau ikut denganku ?”
”Kemana ?”
”Sudahlah ... Nanti kau juga akan tau”
Ada perasaan aneh dan senang dalam hatiku ini. Aku
menggangguk padanya tanda setuju. Dan aku segera menaikki motornya setelah ia
meminjamkan helmnya padaku.
Tak lama kemudian aku melihat bintang. Indah sekali.
Entah mengapa aku merasa seperti dapat menggapainya. Padahal ini di bukit tapi
mungkin karena bukit ini tidak ada bangunan atau apapun yang menghalangi pemandangan
bintang yang ada di langit serasa dapat ku gapai.
“Hebat ! Bagaimana bisa kau mengetahui tempat se-indah
ini ?”
”Sebagai tanda minta maafku. Mungkin 2 hari yang lalu aku mengatakan hal yang
membuatmu tersinggung oleh karena itu aku membawamu ke sini ...” jelasnya
dengan wajah bersalah
”Untuk apa kau minta maaf ? Justru aku yang harus minta maaf karena aku
bersifat aneh waktu itu. Maaf ya ?”
”Kau lucu sekali. Padahal aku yang mengatakan minta maaf lalu kau juga
mengatakan hal yang sama. Benar – benar aneh” serunya sambil tersenyum
Senyum itu ... adalah senyum yang
membuat dadaku berdetak kencang. Mungkin ini sudah tandanya. Dan aku mengerti
kenapa aku emosi ketika memimpikan hal itu.
TO BE CONTINUED