My Story 3
Rating : T
Genre : Drama
Chara : Minamoto Ai, Chinen Yuri, Fujimura Karen, Jin Tatsuki, etc
Language : Indonesian
Genre : Drama
Chara : Minamoto Ai, Chinen Yuri, Fujimura Karen, Jin Tatsuki, etc
Language : Indonesian
‘DEG DEG DEG
DEG’
Sambil tetap
memandang langit aku berdiri di samping Chinen. Rasanya dadaku sesak. Badanku
juga mulai panas. Apakah … Aku benar – benar menyukainya ?
“Ayo, kita
pulang sudah gelap” senyumnya
Walau hatiku ini baru merasakannya pikiranku sudah melayang dan
aku pasrah merasakan debaran jantung yang tak menentu ini.
Hari ini aku
berada di atas atap sekolah. Seperti biasa aku menatap langit. Rasa debarku ini
masih saja berasa sampai sekarang. Rasanya sangat nyaman tetapi membuatku tidak
konsentrasi melakukan apapun.
Lalu …
“Hei !”
panggil Karen
”Kyaaa !!!” spontan aku berteriak
”Jangan bengong, dong. Nanti kesambet loh !” serunya sambil tertawa kecil
”Aku sedang memikirkan sesuatu bukannya bengong tau !” kesalku
”Sama saja ! Memangnya kau memikirkan apa ?” tanyanya
”Jika ada seseorang yang kamu suka lalu kau tiba – tiba dekat dengannya tapi kau belum tentu pasti menyukai orang itu, apa yang akan kau lakukan ?”
”Kyaaa !!!” spontan aku berteriak
”Jangan bengong, dong. Nanti kesambet loh !” serunya sambil tertawa kecil
”Aku sedang memikirkan sesuatu bukannya bengong tau !” kesalku
”Sama saja ! Memangnya kau memikirkan apa ?” tanyanya
”Jika ada seseorang yang kamu suka lalu kau tiba – tiba dekat dengannya tapi kau belum tentu pasti menyukai orang itu, apa yang akan kau lakukan ?”
Terlihat
ekspresi Karen berubah, sepertinya ia terkejut mendengar perkataanku. Lalu
setelah beberapa detik kemudian bibirnya tertarik ke atas yang berarti dia
tersenyum walau terlihat tipis sekali.
“Ahahaha ….
Kau sedang menyukai seseorang, ya ? Cocok sekali dengan karaktermu !”
”Jangan tertawa dong ! Aku kan hanya bertanya padamu” kesalku
”Menurutku aku pasti akan tetap dekat dengannya. Memang si perasaanku berdebar – debar ketika melihatnya. Tetapi jawabannya hanya satu, yaitu ikuti apa kata hatimu. Jika hatimu mengatakan kau menyukainya maka jalanin saja.” Jelasnya
”Memang siapa laki – laki yang beruntung itu ?” lanjutnya
”Aku tidak bisa memberitahukannya, awalnya kami tidak mengenal satu sama lain. Tetapi karena di luar dugaan kami secara tak sengaja selalu bertemu …. Aku pikir itu hal biasa tapi … Aku merasakan sesuatu hal yang aneh dan ku pikir aku menyukainya.”
”Begitu, tetapi masa hanya begitu saja ? Kau menyukai lelaki itu hanya karena itu ? Jangan mudah menyukai seseorang Ai-chan … Memang awalnya sangat menyenangkan tetapi bisa saja berakhir dengan menyedihkan misalnya saja kau tau bahwa orang yang kau sukai itu menyukai gadis lain. Itulah resikonya”
”Jangan tertawa dong ! Aku kan hanya bertanya padamu” kesalku
”Menurutku aku pasti akan tetap dekat dengannya. Memang si perasaanku berdebar – debar ketika melihatnya. Tetapi jawabannya hanya satu, yaitu ikuti apa kata hatimu. Jika hatimu mengatakan kau menyukainya maka jalanin saja.” Jelasnya
”Memang siapa laki – laki yang beruntung itu ?” lanjutnya
”Aku tidak bisa memberitahukannya, awalnya kami tidak mengenal satu sama lain. Tetapi karena di luar dugaan kami secara tak sengaja selalu bertemu …. Aku pikir itu hal biasa tapi … Aku merasakan sesuatu hal yang aneh dan ku pikir aku menyukainya.”
”Begitu, tetapi masa hanya begitu saja ? Kau menyukai lelaki itu hanya karena itu ? Jangan mudah menyukai seseorang Ai-chan … Memang awalnya sangat menyenangkan tetapi bisa saja berakhir dengan menyedihkan misalnya saja kau tau bahwa orang yang kau sukai itu menyukai gadis lain. Itulah resikonya”
Sesaat kami
terdiam. Aku berpikir ada benarnya juga apa yang di katakan Karen. Awalnya
indah tetapi bisa berakhir dengan buruk. Haduh ! Kayak di film saja !
“Terima kasih sudah memberi saran padaku …”
WEDNESDAY
Oke. Rasanya
aku lebih fresh sekarang. Aku dapat
melayani para pelanggan dengan baik. Dan hari ini aku mendapat penghargaan,
yaitu pelayan dengan melayani jumlah pelanggan terbanyak. Yay !
“Anda mau
pesan apa ?” tanyaku pada salah satu pelanggan yang mengenakan jaket hitam
”Cappucino Float” jawabnya
”Cappucino Float” jawabnya
Kalian tau
siapa orang itu ? Orang yang selalu datang ke tempat caféku ? Ya, benar sekali. Chinen.
Walaupun aku
masih belum siap melihatnya lagi tetapi aku masih tetap tersenyum seperti
biasa. Aku tidak mau membawa masalah pribadiku kemana – mana.
“Baik,
tunggu sebentar” seruku
Aku tau
kalau aku ini memang bodoh. Mana mungkin aku bisa menyembunyikan perasaanku
ini. Benar – benar munafik.
“Ini
pesananmu”
”Terima kasih. Ahh … Ini untukmu” ucapnya sambil menyerahkan amplop kecil
”Untukku ?”
”Terima kasih. Ahh … Ini untukmu” ucapnya sambil menyerahkan amplop kecil
”Untukku ?”
Ia
mengangguk
Aku
penasaran tetapi aku harus tetap bekerja jadi aku berencana untuk membuka isi
amplop itu setelah selesai bekerja.
Tak lama
kemudian aku sudah selesai bekerja (cepat sekali !). Tadi … aku mau ngapain ya
? Oya, aku harus membuka isi amplop yang di berikan Chinen tadi. Apa ya isinya
?
Tiba – tiba
yang ku lihat adalah 1 tiket konser. Di sini tertulis konsernya akan di adakan
di sebuah dome yang letaknya tidak
terlalu jauh dari café ! Lalu
waktunya jam …. Wah ! Jam 11 malam ! Gila ! Untung saja di adakannya Hari
Sabtu, karena esoknya Hari Minggu sekolahku libur.
Sejenak aku
berpikir, kenapa dia memberikanku tiket ini ya ? Padahal aku kan bukan fansnya. Ya sudahlah aku datang saja. Lagi pula tak ada salahnya
kalau aku datang bukan ?
FRIDAY
Perlahan aku
menaiki anak tangga menuju atap sekolah (seperti biasa). Tetapi aku membawa
beberapa makanan sebenarnya kemarin aku berlatih untuk mencoba membuat makanan.
Memang aneh bukan kedengarannya ? Tetapi hari ini aku sangat ingin mencoba
memasak. Aku membuat daging yakiniku
dan teriyaki. Beserta milk shake
karena bagiku minuman itu sangat mudah di buat. Aku membuatnya karena besok ada
hari perayaan besar untuknya.
“Maaf aku
telat !” seruku
Tidak ada
orang
Kira – kira
kemana dia pergi ? Padahal aku menyuruhnya menunggu di sini. Kalau begini si masakanku
akan ke buru dingin.
Sambil
celingukkan mencari orang yang di tuju tiba – tiba dari belakangku ada yang
menutup mataku dengan kedua tangannya.
“I-ini siapa
?” tanyaku
”Kau tidak tau ?”
”Kau tidak tau ?”
‘DEG’
Aku kenal
suara ini orang yang telah menyelamatkanku dan juga telah membuat sahabatku
menangis.
“Jin Tatsuki
…” ucapku sinis
”Kau galak sekali”
”Kau galak sekali”
Ia langsung
melepaskan tangannya yang sudah sejak tadi menutupi mataku.
“Apa yang
kau lakukan di sini ?” tanyaku dengan nada sedikit tinggi
”Tidak melakukan apapun tuh. Hanya mencari angin saja” jawabnya
”Tidak melakukan apapun tuh. Hanya mencari angin saja” jawabnya
Pipiku
mengembum karena sejak tadi menahan amarah. Aku segera mengusirnya dari sini.
Pada akhirnya ia mau pergi juga. Huh ! Menyusahkan saja.
Ketika
Tatsuki baru saja ingin turun ke bawah aku melihat sepertinya ia berpapasan
dengan Chinen. Lalu …
“Tatsuki ?”
”Yo ! Hei sebaiknya kau jangan ke sini nanti di usir oleh gadis itu loh !” serunya sambil menunjuk ke arahku
”Aku tidak seperti itu Tatsuki bodoh !” teriakku
”Gaawaaat !!! Dia marah sebaiknya aku pergi dari sini” gumamnya lalu menghilang begitu saja
”Yo ! Hei sebaiknya kau jangan ke sini nanti di usir oleh gadis itu loh !” serunya sambil menunjuk ke arahku
”Aku tidak seperti itu Tatsuki bodoh !” teriakku
”Gaawaaat !!! Dia marah sebaiknya aku pergi dari sini” gumamnya lalu menghilang begitu saja
Hari ini
adalah hari terburukku karena bertemu dengan cowok menyebalkan sepertinya.
Kenapa sih orang seperti itu selalu menggangguku di mana, kapan saja, dan
apalah itu. Setelah itu Chinen menghampiriku.
“Kau kenal
dengannya ?”
”Tentu saja ! Mana ada orang yang tidak kenal dengan lelaki menyebalkan sepertinya ?!” kesalku
”Oya, kau bilang ingin memberikanku sesuatu ?”
”Ah, hampir lupa. Ini !” seruku sambil memberikan bento padanya
”Kau yang masak ?”
”Tentu saja ! Mana ada orang yang tidak kenal dengan lelaki menyebalkan sepertinya ?!” kesalku
”Oya, kau bilang ingin memberikanku sesuatu ?”
”Ah, hampir lupa. Ini !” seruku sambil memberikan bento padanya
”Kau yang masak ?”
Aku
mengangguk
“Ini pertama
kalinya aku memasak … Kalau tidak enak katakan saja” baru saja aku selesai
berbicara ia sudah mulai makan
”ENAK !” serunya
”ENAK !” serunya
Syukurlah …
Ku pikir dia bakal tidak suka. Mungkin hari ini bukanlah hari terburukku tetapi
melainkan hari terindahku. Rasanya senang bukan jika ada seseorang yang menikmati
makanan hasil jerih payah sendiri ?
“Tambah lagi
!” serunya
Padahal baru
saja 3 menit tetapi ia sudah menghabiskan semua isi bento yang ku buat.
“Aku hanya
membuat segitu. Karena aku bangun agak kesiangan makanya waktuku memasak hanya
sedikit” jelasku
”Kalau begitu besok ! Setelah aku konser kau harus membawa yang banyak !” pintanya
”Kalau begitu besok ! Setelah aku konser kau harus membawa yang banyak !” pintanya
Aku hanya menuruti apa kemauannya saja. Lagi pula sekalian
agar aku dapat berlatih memasak.
NEXT DAY
Seperti
biasa pagi sang mentari telah melewati jendela rumahku. Walaupun aku sebenarnya
sudah bangun sejak jam 8 pagi tapi aku masih saja bergeletak di atas kasur.
Malas. Ya, sekarang aku merasa malas melakukan apapun. Rasanya badanku susah
sekali ku gerakkan.
Akhirnya aku
memutuskan untuk bangun dari atas kasur. Lalu langsung saja aku mandi walau
rasanya aku hanya ingin tidur – tiduran. Selesai itu aku langsung sarapan.
Sepertinya ada hal yang harus aku lakukan, apa ya ?
Sudah berjam
– jam aku berada dalam rumah. Mau tau apa saja yang aku lakukan ? Aku hanya
melakukan pekerjaan rumah saja, seperti menyapu, mengepel dan sebagainya. Oya,
sebenarnya jam 1 siang nanti aku harus ke café.
Soalnya hanya di rumah saja rasanya tak nyaman sudah begitu yang di lakukan
hanyalah hal biasa.
Jam 1
kurang. Sekarang aku sedang menyiapkan diri untuk ke sana. Baik, penampilanku hanya mengenakan
kaos putih lengan sedang, jeans
panjang, dan juga sepatu. Sebenarnya aku tidak suka dengan rok. Entah kenapa
lebih nyaman mengenakan celana panjang seperti jeans.
Hummm … Hari
ini sepertinya pelanggannya tidak banyak. Kenapa ya ? Apakah ada hubungannya
dengan konsernya Chinen ? Ahh, gak mungkin.
“Ai-san !
Apa kau tau hari ini ada apa ?” Tanya Mia
”Maksudmu ?”
”Ihh ! Ada konser nanti ! Penyanyinya bernama Chinen Yuri !”
”Maksudmu ?”
”Ihh ! Ada konser nanti ! Penyanyinya bernama Chinen Yuri !”
‘JLEB’
“Ehh ??
L-lalu kenapa ?” Tanyaku sedikit gugup
”Kok malah tanya kenapa ??? Kau ini ! Dia itu adalah penyanyi muda yang sudah berhasil menjual beribu – ribu copy CD rilis lagunya !” serunya gemas
”Kok malah tanya kenapa ??? Kau ini ! Dia itu adalah penyanyi muda yang sudah berhasil menjual beribu – ribu copy CD rilis lagunya !” serunya gemas
Aku baru tau
kalau Chinen itu sudah sepopuler ini. Rasanya seperti bukan dia saja. Maksudku,
dia itu kelakuannya seperti anak kecil sudah begitu pernah melakukan hal bodoh
lagi.
“Gawat !
Kita sedang di perhatikan menejer !” seru Mia lalu langsung kembali bekerja
Haduh, aku
jadi grogi ingin datang ke tempat konsernya itu
Tanpa terasa
waktu siang sudah berlalu dengan di gantikan malam. Kenapa waktu harus cepat
bergulir di saat aku menikmati sesuatu ? Tapi ya sudah. Jalanin sajalah !
Aku
mengganti pakaian maidku dengan
pakaian yang ku gunakan tadi. Sekarang jam 9 malam konsernya di adakan jam 11
malam. Sekitar 2 jam lagi akan di mulai. Lalu aku harus ngapain ya sebelum
konsernya itu ?
“AHHH !!!”
Seketika itu
juga aku baru ingat kalau aku harus membuatkan bento untuknya ! Haduh ! Semoga waktu 2 jam ini cukup ku gunakan
untuk memasak.
Dengan cepat
aku berlari menuju stasiun kereta, setelah itu aku berlari menuju rumah. Sempat
ada seseorang yang memanggilku tetapi aku tidak memperhatikannya. Tidak sempat.
Syukurlah
aku sampai. Dengan gesit aku mempersiapkan semua bahan yang ku butuhkan. Semoga
cepat selesai, gumamku.
Tanpa ku
duga sekarang sudah jam 11 kurang 10 menit. Tanganku sudah gemetaran sejak
tadi. Aku berpikir apakah sempat aku menyelesaikan ini dan langsung pergi ke sana ? Pertanyaan itu
selalu muncul di benakku. Perasaan ragu muncul.
Sementara
itu di tempat Chinen.
“Kau harus
berpenampilan bagus, jangan lupa selalu tersenyum kepada para fansmu ! Karena dengan begitu kau akan
di sukai” ucap menejer Chinen
”Ya, aku tau. Aku akan selalu tersenyum kepada semua orang. Termasuk orang itu …”
”?”
”Ya, aku tau. Aku akan selalu tersenyum kepada semua orang. Termasuk orang itu …”
”?”
Chinen
mengenakan pakaian yang benar – benar berbeda. Ia terlihat sangat cool dan gentle. Lantas saja di usianya yang muda ini dia dapat menarik hati
setiap orang.
Konser itu
pun segera di mulai. Di lain tempat aku masih mempersiapkan makanan yang sudah
ku janjikan kepada Chinen. Walaupun rasanya aku ingin menyerah tetapi tubuhku
berkata ‘LANJUTKAN’
Pada lagu
terakhir aku sudah sampai di sana.
Penampilanku buruk sekali. Bisa di bilang aku seperti anak yang di kejar –
kejar sesuatu. Tetapi … gawat ! Aku tidak tau harus duduk di mana. Semua tempat
sudah di tempati. Rasanya aku seperti orang bodoh.
Seketika itu
ada seorang petugas menghampiriku.
“Boleh saya
liat tiket anda ?” tanyanya
”Ini !” kataku sambil menyerahkan tiket yang di berikan Chinen dalam amplop
”V.I.P ! Ikut saya !” serunya
”Ini !” kataku sambil menyerahkan tiket yang di berikan Chinen dalam amplop
”V.I.P ! Ikut saya !” serunya
V.I.P ?
gumamku
“Silahkan
duduk di sini” serunya
Aku pun
menunduk hormat dan mengucapkan terima kasih. Lalu petugas itu kembali pada
tempatnya semula. Seketika aku duduk, aku baru sadar kalau aku duduk di tempat
yang paling depan. Di kiri dan kananku juga ada beberapa orang. Sepertinya
mereka orang kaya. Habis, penampilannya benar – benar sangat … mewah …
Rasanya aku
seperti anak gembel saja. Menyedihkan.
Ku tatap
Chinen yang sedang dance sambil
bernyanyi di atas panggung itu. Seketika itu aku berpikir. Kami memang berada
di dunia yang sangat berbeda. Ia berada dalam dunia hiburan yang terdapat orang
– orang yang terkenal di negeri ini. Sedangkan aku ? Tidak ada yang istimewa,
hanya seorang gadis tanpa orang tua dan juga …. Miskin …
Sambil terus
berpikir tanpa sadar ia mengulurkan tangannya padaku. Astaga ! Dia sedang ada
di panggung ! Kenapa ia harus turun hanya karena … mungkin melihatku !
“Apa yang
kau lakukan ?” ucapku sedikit bergumam
“KYAAAAAAAA
!!!!!” para gadis yang berada di dekatku mulai berteriak
Telingaku
sakit …..
“Ayo ikut
aku !” serunya sambil menarik tanganku
”Apa yang-“ tak sempat aku bertanya karena sekarang aku sedang berada di atas panggung
”Apa yang-“ tak sempat aku bertanya karena sekarang aku sedang berada di atas panggung
Ini adalah
hal yang paling memalukan. Sangat memalukan. Dan sangat sangat sangat MEMALUKAN
! Aku tidak tau harus melakukan apa … Seseorang tolong aku !
To Be
Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar