Kamis, Agustus 01, 2013

See You 2



See you 2

Rating : T
Genre : Drama & Romance
Chara : Maki Fuyu, Sanada Aki, Kitayama Kei, Minamoto Zen, Kouchi Mimi, etc




"Mohon bantuanmu, Fuyu-chan" ucap Aki sambil tersenyum ke arahku

BRAKK

"Jangan sok akrab !" bentak Zen kepadanya

Kok jadi begini ?

"Minamoto-san ! Kau tidak boleh bersikap seperti itu kepada murid baru" tegas Ayuzawa-sensei(1)

"Cih" Zen kembali duduk dengan emosi tinggi yang tergambar pada wajahnya

Sebenarnya apa hubungan mereka berdua ? Tetapi sepertinya mereka tidak saling kenal. Tapi, kenapa Zen sampai marah seperti itu ? Apa dia tidak suka dengan Aki ?

"Allright, Sanada-san. Duduklah di samping kanan Maki-chan. Bangku itu kosong." suruh sensei

"A-apa ?" Zen mulai tampak kesal lagi

"Shut Up ! Minamoto-san di sini aku gurumu ! Baik Sanada-san, douzo(2) .."

Sepertinya hari - hariku berubah semenjak mereka berdua di pertemukan. Padahal aku tidak tau kenapa. Kapan aku bisa menjalani hari - hari yang menyenangkan ?


"Ini ruang perpustakaan, di sebelahnya ada laboratorium" ucapku

Sekarang aku sedang menunjukkan tempat - tempat yang ada di sekolah ini kepada Aki. Dan kalian tau Zen sampai ikut - ikutan. Padahal aku menyuruhnya untuk tetap di kelas tapi dia malah mengomel - ngomel padaku. Selain itu juga banyak anak perempuan yang melihat ke arahku dengan tatapan yang tidak bersahabat. Mungkin, karena aku bersama dengan mereka berdua.

Lalu tempat terakhir ruang UKS.

"Sampai sini, Aki. Jika kau ingin bertanya silahkan" ucapku

"Aku ... Aku ingin ke atap sekolah." jawabnya sambil membayang - bayangkan sesuatu

"Dasar ! Kalau mau ke atap sendiri saja sana !" bentak Zen yang terlihat sudah bad mood dari awal kedatangan Aki ke sini

"Sudah !!! Bisakah kau lebih baik sedikit pada Aki ? Dia tidak punya salah apa - apa tau ? Ayo Aki ! Aku temani kau" kesalku dan menarik tangan Aki menuju atap dan meninggalkan Zen di belakang

Sebenarnya apa si masalahnya ? Menyebalkan. Padahal Aki kan baik kenapa dia marah - marah seperti itu. Memang dia pikir dia siapa si. Tuh kan lagi - lagi aku emosi tiap kali berbicara tentangnya.

Akhirnya kami berdua sudah sampai di atap. Aku yang berjalan sambil menggerutu terus sedangkan Aki dengan wajahnya yang agak ketakutan membuatku merasa bersalah akan perbuatanku.

"Maaf, Aki. Sepertinya aku emosian ya orangnya" ucapku sedikit tersenyum

"Tidak apa ... Aku senang dapat bertemu Fuyu-chan lagi. Dan aku menyukai tempat seperti di atap gedung ... Tempat pertama kali kita bertemu .." serunya sambil memandang langit dengan senyum halusnya

Pertama kali bertemu ?

Di atap gedung ?

Atap gedung ...

T-ternyata ... Dia !

Flash Back ON

Hari ini aku ingin menjenguk Otousan(3) yang berada di dalam rumah sakit. Karena Otousan terlalu pekerja keras, ia bahkan meluangkan waktu kosongnya untuk di isi dengan pekerjaannya yang belum selesai. Sepertinya Otousan terlalu fokus akan pekerjaannya.

Aku membawakan sebuah buket bunga untuknya dan bento(4) supaya kalau dia tidak napsu makan - makanan di rumah sakit, dia boleh memakan bento buatan Okasan(5). Tentang Okasan nanti dia akan menyusul ke rumah sakit karena sebelum keluar dia harus rapih - rapih rumah terlebih dahulu.

"Otousan, bagaimana kabarmu ?" tanyaku yang sudah sampai masuk ke ruangannya

"Fuyu, tenang saja Otousan besok sudah di perbolehkan pulang. Otousan hanya kecapean saja." jelasnya sambil tertawa kecil

"Otousan ! Sudah ku bilangkan jangan terlalu hyper active kalau bekerja ! Jadi sakit kan ?!" kesalku sambil menggembungkan pipiku

GRAKK

Pintu terbuka dan ternyata Okasan sudah datang. Nafasnya terlihat tidak teratur. Jangan - jangan dia berlarian sampai ke sini.

"Bagaimana kondisimu ? Apa kata dokter ? Apa kau sudah baikkan ?" tanya Okasan dengan pertanyaan berbunturannya

"Tenang saja, besok aku sudah di persilahkan pulang" jawab Otousan

Aku sebaiknya keluar kamar dulu deh. Biar Okasan yang mengurus Otousan.

Aku berjalan tanpa tujuan. Hanya mengelilingi sekitar rumah sakit ini saja. Banyak sekali pasiennya aku bahkan tiap kali berjalan tidak lama kemudian akan bertemu dengan pasien yang lain. Dan rata - rata pasiennya adalah orang yang sudah tua. Sekalinya yang muda pasti jarang ku lihat.

Sepertinya agak sedih juga ya melihat orang lain menderita seperti ini hanya gara - gara suatu penyakit. Sama seperti Otousan yang sedang sakit sekarang.

Terakhir aku menuju atap gedung rumah sakit ini.

"Uwah ... anginnya sejuk sekali." seruku

Hembusan angin di sini tidak terlalu kencang. Tapi dapat membuat rambutku terbang bergelombang. Pokoknya asik sekali berada di sini. Seandainya tiap hari aku bisa merasakannya pasti aku tidak akan merasakan panas sedikitpun.

Tiba - tiba

PLUKK

Ada sebuah kain yang tepat menutupi wajahku. Aku terkejut tetapi sama sekali tidak berteriak. Ketika aku menarik kain itu yang sejak tadi menempel di wajahku aku melihat ada seorang laki - laki yang menggunakan kursi roda sedang menuju ke arahku.

"G-gomen nasai(6), aku tidak sengaja melepas kain itu dari genggamanku sampai terbang ke arahmu" ucapnya dengan ekspresi wajah penyesalan yang manis

"Iie(7), daijoubu(8). Kau tidak usah khawatir setiap orang pasti sering melakukan kesalahan" ucapku sambil menyerahkan kain itu kepadanya

"Apa kau pasien ?" tanyanya

Aku menggeleng

"Aku menjenguk ayahku di sini." jawabku

"M-maaf ..." ucapnya dengan wajah yang menunduk ke bawah

"Ahaha ... Tidak apa - apa ayahku hanya kecapean. Besok ia di perbolehkan pulang, kok"

"Yokatta(9) ..." ia merasa lega setelah aku mengatakan hal itu

"Kamu ? Bagaimana dengamu ?" tanyaku tetapi pertanyaanku itu membuat ekspresinya jauh lebih sedih

"Aku ... Aku akan menjalani operasi ... Karena kakiku ini ... kau tau kan ?"

"A-gomen aku benar - benar minta maaf"

"Tak apa ... Aku juga sudah salah bicarakan tadi ?"

Kami berdua tertawa bersama. Syukurlah dia tidak marah. Ku pikir dia akan terluka dalam akibat perkataanku barusan. Tetapi ternyata tidak.

"Siapa namamu ?" tanyanya setelah kami selesai tertawa

"Fuyu ... Maki Fuyu ... Kau ?"

"Aki, Sanada Aki. Hajimemashite(10)"

"Un(11), hajimemashite."

Setelah itu kami berbincang - bincang. Aku membicarakan tentang sekolah SMPku itu dan dia mendengarkannya baik - baik. Terkadang kami tertawa di saat aku menceritakan pengalamanku yang menyebalkan dan terkadang kami bersedih ketika aku menceritakan tentang masalahku dan masa - masa laluku. Otomatis aku menjadi akrab dengan Aki walaupun baru hari ini kami bertemu.

"Wah ! Sudah mau malam, Okasan pasti sedang mencariku."

"Kalau begitu sampai jumpa, Fuyu." ucapnya

"Jangan, jangan sampai jumpa tetapi sampai nanti. Kita memang tidak tau kapan kita akan bertemu lagi tetapi aku yakin kita akan bertemu di suatu tempat. Aku akan mendoakanmu agar operasinya dapat berjalan lancar." seruku sambil tersenyum

Eit ! Aku membuat Aki menangis. Jangan - jangan aku mengatakan sesuatu yang melukai hatinya.

"A-Aki gomen ... Kalau aku berbicara hal yang tidak enak bagimu." ucapku sambil mengelus pundaknya

"Bu-kan ... bukan .. itu .. Aku senang dapat berteman denganmu ... Sangat senang .." ucapnya gemetar sambil terus menangis

"Sudah, jangan menangis. Ayo berjanji ! Berjanji kalau kita akan bertemu lagi" aku menghapus air matanya dan menunjukkan jari kelingkingku padanya.

"H-hai(12) ..." ia pun mengikat jari kelingkingnya dengan jari kelingkingku

"Baik ! Sampai nanti, Aki !" aku pergi meninggalkannya sambil melambaikan tangan

"Sampai nanti ... Fuyu-chan"

Flash Back OFF

Ternyata dia cowok yang waktu itu. Kenapa aku tidak sadar ya ? Sama sekali tidak sadar. Padahal aku yang mengajaknya berjanji seperti itu tetapi aku malah lupa. Memalukan.

"Fuyu-chan ?" panggil Aki karena sejak tadi aku terlihat bengong di depannya

"Sudah lama tak bertemu ya, Aki" ucapku dengan tersenyum walau ada cairan bening yang jatuh dari pelupuk mataku

"Un" balasnya senyum


Dengan memoriku yang sudah teringat Aki kembali aku merasa lega. Karena pada akhirnya aku dapat menepati janjiku padanya. Tak ku sangka kami akan menjadi teman sekelas dan satu sekolah. Sepertinya operasi kakinya berhasil, syukurlah.

Mungkin perkataan Aki waktu ke taman wisata maksudnya itu. Memberitahukanku memori masa lalu. Atau ... Hal lainkah ?

Seperti biasa pagi ini aku berangkat ke sekolah bersama dengan Aki. Tetapi di tengah jalan aku melihat Zen sepertinya dia menunggu seseorang.

Eh, dia melihat ke arah kami dan tiba - tiba ekspresinya berubah menjadi menyeramkan. Di saat itu juga dia berjalan ke arah kami. Karena ku pikir Zen akan memarahi Aki lagi aku menarik tangan Aki menjauh dari Zen.

"Oi !" panggil Zen yang ikut - ikutan berlari mengejar kami

"Jangan mengikuti kami dasar, stalker !" kesalku sambil terus menerus berlari dan akhirnya sampai di sekolah

Mungkin jika aku berlari ke arah belakang gedung sekolah dia tidak akan mengikutiku. Mungkin ...

Ku putuskan untuk memutari jalan menuju kelas melewati belakang gedung sekolah. Walaupun nafasku sudah tak beraturan aku akan terus berlari. Memang, Aki sudah tampak kewalahan tapi kalau mereka bertemu pasti tidak akan jauh dari omongan kasar si Zen.

Yokatta ... Zen tidak dapat mengejar kami. Karena aku melewati jalan yang jarang sekali di lalui para murid. Jadi dengan kata lain karena aku suka tempat yang sepi jadi aku tau jalannya.

"Fuyu-chan ...." panggil Aki dengan suara nafas yang berat

"E ? Gomenne Aki, sepertinya aku berlari terlalu kencang ya ?" ucapku sama sepertinya dengan suara yang kewalahan

"Kenapa kau .. memisahkanku dari Zen ?"

"Kau tau sendiri kan ... Zen itu ngomongnya pedas ! Kalau bertemu denganmu pasti emosinya meluap !" Jelasku sambil menendang (?) Tembok

"Ahaha .. Demo(13), menurutku Zen orangnya baik"

WHAT ???

Aku tidak salah dengar tuh ? Padahal dia kan sering di omelin oleh Zen. Tetapi dia tidak merasa kesal sedikit pun dan mengatakan bahwa Zen itu sebenarnya baik. GILA ! Aku tidak mungkin bisa menjadi orang seperti Aki yang selalu mudah memaafkan orang.

"Fuyu-chan, ayo ke kelas sudah mau bel tuh"

"Hai"


"Fuyu-chan !" Panggil Mimi dan segera menghampiriku

"Ada apa ???" Tanyaku malas

"Ikut !" Mimi segera menarik tanganku

"Mau ke mana ?"

Kenapa pertanyaanku tak di jawab ? Dan kenapa ekspresinya kesal seperti itu ? Ada apa sebenarnya ?

Dengan pasrah aku mengikuti tiap langkah yang di laluinya. Dia selalu bergumam 'menyebalkan' berkali - kali. Akhirnya kami sampai di lapangan belakang sekolah. Tak ada siapa - siapa. Hanya jaring net dan juga bola tenis. Oh, ada seseorang ternyata. Sepertinya dia sedang di kejar sesuatu. Eh, bukan. Lebih tepatnya segerombolan orang. Segerombolan anak cewek !!

"Itu siapa, Mimi ?"

"Apa kau lupa ?"

"?"

"Dia KEI !! KITAYAMA KEI !! Orang yang sudah membuat banyak anak perempuan menangis. Dan salah satunya adalah temanku !" Gertak Mimi yang sepertinya sudah terbakar oleh emosi

Ya, Kei. Orang yang menyebalkan sekaligus playboy, mungkin. Kenapa aku mengatainya playboy ? Lihat saja, setiap hari dia selalu bersama dengan seorang gadis. Dan sekarang sekitar 5 atau 7 gadis sedang mengejar - ngejarnya. Aku tidak akan mau menjadi gadis bodoh yang mengejar lelaki seperti itu.

Tiba - tiba Kei berlari ke arah kami. Di saat yang sama Mimi sudah bersiap siaga dengan tangan yang mengepal.

"BUKK"

Nice shoot ! Lemparan bola tenis tepat mengenai wajah lelaki playboy itu. Memang hebat tenaga sahabatku ini.

"Ugh ..." sementara itu Kei mengeluh kesakitan

"Pangeran ! Kau tidak apa - apa ?" Tanya salah satu gadis yang mengejar Kei tadi

"SAKIT !!" Kei masih saja mengeluh padahal cuman bola tenis saja

"Ck, kau lemah" ucap Mimi dengan nada sinisnya

"Kenapa kau melakukan itu ? Kei tidak punya salah denganmu !" Gadis itu mulai marah

"Ya, memang dia tidak punya salah denganku. Demo, dia sudah melukai temanku. Aku tidak suka seseorang yang memainkan perasaan seorang anak perempuan."

Semua gadis yang mendengar pembicaraan Mimi tadi terdiam. Tak ada yang berani membalas perkataannya. Semuanya membisu. Pasti mereka berpikir kalau perkataannya itu benar. Aku juga setuju. Untuk apa mengejar seorang cowok ? Bukankah cowok itu ada banyak ?

"Hei, sebaiknya kalian menolong Kei tuh. Hidungnya berdarah" ucapku melepas keheningan

Akhirnya para gadis itu membawa Kei ke ruang UKS. Selanjutnya bakal jadi apa ya ? Mungkin mereka akan berhenti mengejar Kei lagi.

"Oi, Fuyu !" Sial sekarang aku di panggil oleh Zen

"Aku pergi, Fuyu-chan" Mimi meninggalkanku sendiri

Bagaimana ya ... Mimi kasihan juga .. Gadis seperti Mimi kalau sekali emosi dengan orang yang di tuju pasti tak akan pernah pudar. Paling kalau dia sudah mengakui kalau orang itu sudah berubah menjadi lebih baik dia akan memaafkannya. Tapi .. entah sekarang apa yang akan dia lakukan sekarang.

Kau orang yang kuat, aku tau itu.

"OI !!"

Aku terkejut dengan suara Zen yang memanggilku tepat di dekat telinga kananku.

"N-n-nani nani(14) ?" Tanyaku gelagapan

"Kau tidak bersama cowok itu ?" Tanyanya setelah melihat sekeliling

Aku menggeleng

"Memang kenapa ?"

"Hanya bertanya. Minggu kosong ?"

"Hah ? Kosong ?"

"Maksudku ... Hari Minggu kau tidak ada acara kan ??"

"Tidak. Tidak ada sama sekali"

"Kalau begitu temui aku di sekolah. Tepat jam 9 pagi." Dia pergi sambil melambaikan tangan

Hari Minggu. Jam 9. Di sekolah.

Untuk apa aku harus menuruti kata - katanya. Mungkin dia ingin berbicara berdua denganku. Soalnya aku selalu bersama dengan Aki. Kenapa harus berdua, ya ? Apakah ada sesuatu hal penting yang hanya boleh aku dengarkan ?

Teka - teki, lagi.


Hari H

Hari ini aku menunggunya. Hari Minggu. Jam 9 tepat. Di sekolah. Tapi apa ? Dia belum datang juga. Padahal sudah 30 menit berlalu. Semestinya aku tidak usah datang saja !

Ketika aku ingin pergi, ada sebuah motor yang berhenti di depanku. TELAT !

"Dasar ! Aku sudah lama menunggumu tau !" Kesalku pada Zen yang baru saja datang

"Gomen, tadi aku bangun kesiangan. Wajar sedang banyak pekerjaan di rumah." Jelasnya dengan mata yang setengah terbuka

"Kalau begitu ya sudah pulang dan istirahat yang cukup ! Kalau tau begini aku lebih baik memilih pergi bersama Aki ke shop cake."

Wah ! Tiba - tiba mata Zen kembali menjadi fresh.

"Cepat naik, aku ingin membawamu ke suatu tempat. Ada pembicaraan yang penting" serunya sambil mempersilahkan ku duduk di belakang motornya

"Aku tidak mau ! Kau kan cowok sedangkan aku cewek. Kalau ada yang lihat bagaimana ?"

"Kau mau tau pembicaraan penting itu atau tidak ?" Kali ini nadanya terdengar serius

Sial, aku tidak mungkin menolak. Rasa penasaranku lebih besar dari apapun sekarang ini.

"U-un ..."

Seketika itu motor Zen melaju dengan cepat. Sedangkan aku sedang memikirkan apa yang akan ia katakan padaku. Tetapi sayang sekali tak ada bayangan sama sekali dalam pikiranku ini.

Tempat apa ini ? Tamannya sangat luas. Dan ada sebuah rumah di dalamnya. Belum lagi aku melihat banyak sekali maid yang memberi hormat ke arah kami. Jangan bilang ini adalah rumahnya.

Tepat di depan pintu rumah yang besar itu kami berdiri.

"Cepat masuk, nanti kau akan terus di pandangi"

Pasti maksudnya di pandangi oleh para maidnya itu. Apa mungkin aku gadis pertama yang datang ke rumahnya ?

Wow ! Megah sekali ! Ini si 5x besarnya rumahku ! Tak ku sangka kalau Zen itu anak orang kaya ! Soalnya tiap kali ia masuk sekolah cara berpakaiannya seperti anak berandalan.

"Kau boleh melakukan apapun di bangunan ini" ucapnya

"Eh ? Bangunan ? Bukankah ini rumahmu ?"

"Apa maksudmu ? Bangunan ini terlalu kecil. Mana mungkin bisa menjadi rumahku"

KECIL DIA BILANG ?? Sebesar apa rumahnya yang sebenarnya ? Jangan - jangan 10x lebih besar dari rumahku. Apakah dia seorang pangeran kerajaan ? Enggak mungkin ... Tetapi bisa saja !

"Sebelum itu aku ingin bertanya" ucapku sambil meminum teh yang di hidangkan oleh maidnya. "Kau ingin berbicara apa denganku ?"

"Kau tidak ingat hubungan kita dulu ?" Tanyanya balik dengan ekspresi sedikit terkejut

"Hubungan ?"

Lagi - lagi aku tidak mengigat memori masa laluku. Sebenarnya apa yang terjadi pada masa laluku ? Karena aku terlalu mudah kehilangan masa - masa kecilku. Aku tidak tau apa - apa.

"Kau lupa apa yang kita lakukan waktu itu ?"

Aku sudah banyak mengeluarkan keringat. Apa mungkin aku melakukan suatu kesalahan ? Atau ...


TO BE CONTINUED

Notes :
1.     Sensei           : Guru
2.    Douzo                   : Silahkan
3.    Otosan         : Ayah
4.    Bento           : Bekal
5.    Okasan         : Ibu
6.    Gomen nasai : Maafkan aku
7.    Iie                : Tidak
8.    Daijoubu      : Tidak apa –apa
9.    Yokatta        : Syukurlah
10.  Hajimemashite        : Senang berkenalan / bertemu denganmu
11.   Un               : Ya
12.  Hai              : Baik
13.  Demo          : Tapi
14.  Nani            : Apa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar