Kamis, Agustus 01, 2013

See You 3



See you 3

Rating : T
Genre : Drama & Romance
Chara : Maki Fuyu, Sanada Aki, Kitayama Kei, Minamoto Zen, Kouchi Mimi, etc





"Apa kau lupa tentang hubungan kita dulu ?" Tanya Zen sambil menatapku tidak percaya

"A-apaan si ? A-aku tidak mengerti maksudmu !"

"Taman - waktu kecil - jatuh - bukit" ucapnya sepatah - patah

"Taman ? Waktu kecil ? Jatuh ? Bukit ... ?"

"Kau itu benar -benar bodoh ! Apa kau lupa ?! Hah ! Lantas cewek bodoh sepertimu pasti lupa !" Zen memulai berbicara lebih kasar dari sebelumnya

Aku yang sejak tadi menahan emosi akhirnya mulai berbicara dan berkata jauh lebih kasar.

"HEH ! COWOK BRENGSEK ! Aku tau kau KAYA ! Kau hidup enak ! Tapi jangan pernah kau mengataiku BODOH ! Antara kau dan aku justru kau yang lebih BODOH !" Bentakku sedikit berteriak

Sekarang dia malah terdiam. Menunduk ke bawah tanpa melihat ke arahku sedikitpun. Oh ... Aku mulai merasa bersalah sekarang. Tapi, dia kan yang mulai duluan. Aku tidak ingin selalu mengalah. Karena jika seperti itu terus menerus maka dia akan menjadi keras kepala.

"Gomen(1) ... Sebenarnya ... Aku tidak berniat membuatmu marah sama sekali. Tetapi ternyata tidak bisa ya ... Memang sejak dari kecil kita sering bertengkar ..."

Ekspresinya berubah, jauh lebih lembut dari sebelumnya. Raut wajah menyesalnya benar - benar sungguhan. Dia serius mengatakannya, aku yakin.

Tetapi ... Walaupun begitu aku berusaha keras untuk mengingat masa laluku. Jangan - jangan aku ini amnesia ya ? Ah ! Gak mungkin. Kalau aku amnesia pasti aku segera di beritahu orang tuaku dan ada surat keterangan dari dokter. Lagi pula selama ini aku belum pernah mendapat penyakit yang parah.

"Waktu itu ... Aku menjatuhkan gantungan kunci kesayanganmu. Ketika kau ingin mengambilnya tiba - tiba kau terpeleset dan terjatuh dari atas bukit yang sedikit jurang" jelasnya

Tunggu ... Aku terjatuh dari bukit ? Ah ! Eh ! Ya ! Benar ... Aku terjatuh dari bukit karena ingin mengambil gantungan kunci berbentuk bintang itu !

Flashback ON

Hari ini aku berlibur bersama dengan semua teman - temanku di TK. Rasanya senang ... sekali. Kami mendaki ke puncak gunung. Waktu itu aku bersama dengan Zen. Temanku. Bukan, lebih tepatnya sahabatku. Dia suka sekali berbicara kasar. Tetapi sebenarnya niatnya baik. Aku tau itu karena dia selalu ada di sisiku. Banyak yang iri pada kami, karena kami selalu bersama - sama. Padahal kami selalu adu mulut tiap kali bertemu. Tetapi kami berniat tidak melakukannya hanya untuk momen spesial ini. Oleh karena itu kami tidak akan berbicara kasar. Hanya hari ini.

"Fuyu-chan, itu apa ?" Tanya Zen sambil menunjuk gantungan kunci yang sengaja ku pakai di tasku

"Ini gantungan kunci bintang ! Okasan(2) yang membuatkannya untukku sebagai hadiah ulang tahunku" jelasku sambil tersenyum lebar

"Bolehkah aku melihatnya ?"

"Tentu saja !"

Aku melepaskan gantungan itu dari tasku dan ku serahkan padanya.

"Suge(3)~ !" Ia memperhatikannya sambil berjalan

"Ehehehe" aku tertawa melihat ekspresinya

Tiba - tiba

BUG !

Zen tersandung

"Itai(4) !" Kesalnya

"Daijoubu ka(5) ?"

"Un(6) ah ! Gantunganmu !" Ia terkejut ketika melihat barang itu tak ada di tangannya

Kami berdua segera mencarinya di sekeliling kami. Syukurlah aku melihatnya. Benda itu tersangkut di tiang pembatas jalan. Segera aku berlari dan mengambilnya.

"Itu berbahaya, Fuyu-chan !"

"AHH !!!" Aku terjatuh

"FUYU-CHAN !"

Ketika Zen menarik tanganku ia ikut terjatuh bersamaku dari atas tebing itu. Dan untungnya kami masih hidup. Ku pikir Zen akan mati bersamaku. Syukurlah kami berdua masih hidup.

Flashback OFF

"Aku ingat ! Kau Zen ! Bocah yang suka berbicara kasar tetapi memiliki niat yang baik !"

"KASAR ??? Apakah aku sekasar itu ? Ku rasa waktu kecil sikapku itu keren" ucapnya sambil melakukan pose gaya sok-cool

"Mana ada orang keren yang mengatakan bahwa dirinya itu keren ?"

"Lihat ini !"

Oh ! Oh ! Itu gantungan kunci kesayanganku ! Gantungan kunci bintang ! Tetapi kenapa bisa ada di tangannya ? Padahal bukankah kita terjatuh dari atas jurang bersama - sama ? Bagaimana bisa ?

"Kenapa ... Benda itu ada di tanganmu ?"

"Sebelum aku tidak sadarkan diri, aku menggenggam erat benda ini. Ini benda berharga untukmu, bukan ?" Ucapnya sambil menyerahkannya padaku

Aku menggangguk lalu menggeleng.

"Untukmu saja, anggap saja itu adalah hadiah karena sebenarnya kau ingin melindungiku waktu itu"

"Memang benda ini bisa apa ?" Tanyanya jutek

"Bisa mengabulkan permohonanmu ! Lihat ! Bentuknya bintang bukan ? Anggap saja itu adalah bintang sungguhan. Banyak orang yang meminta permohonan pada bintang loh ..." seruku tersenyum sambil menghayati kalimatku itu

"C-cih !!" Zen membuang muka

"Kau kenapa ?"

"A-sudah malam !! Sebaiknya kau pulang ! Cepat ! Akan ku antar kau"

Dia bergegas keluar sambil memasang muka yang menurutku kesal bercampur malu. Aneh.

Hanya dalam waktu 10 menit dia telah mengantarku sampai depan rumah. Apakah kalian tau ? Dia mengebut bagaikan ke sambet setan. Bayangkan saja, lampu lalu lintas masih berwarna merah tetapi dia berani main serobot !! Seandainya tempat itu ada polisi pasti aku akan benar - benar pulang larut malam.

"Arigatou(7) sudah mengantarku pulang. Jaa(8) !"

"Oi !"

"Nani(9) ?"

"Iie(10), kau boleh masuk ke dalam. Lagi pula aku tidak ingin berlama - lama."

Aku mengangguk dan langsung masuk ke dalam. Sementara itu suara motor Zen terdengar semakin jauh.


Di hari - hari yang ku lalui ini, sepertinya banyak hal yang ku lupakan. Ada apa sebenarnya denganku ya ... Atau jangan - jangan aku sengaja melupakannya karena memori itu tidak berarti untukku ? Oh, tidak  ! Bagiku semua memori itu sangatlah penting. Tak ada satupun dari mereka yang tidak penting. Tetapi mengapa aku tidak dapat mengingatnya sampai sekarang ? Justru jika tidak di beritahukan detailnya aku hanya bisa merasa pusing memikirkannya.

Baiklah, aku tidak ingin hal itu menggangguku dalam sekolah. Lagipula sekarang aku berada di dalam kelas dan sedang mendengarkan guru menerangkan mata pelajaran matematika di depan.

Sambil menjelaskan guru itu menulis angka di papan tulis sementara aku sedang melihat ke arah jendela dan memandangi lapangan sekolah yang tampak sepi.

"Haaaahh ..."

Entah mengapa aku merasa kosong seperti ini. Begitu banyak pikiran sekali aku ini. Bayangkan saja, pertama Aki kedua Zen lalu selanjutnya ?

"Maki-san !!!"

"Huaa !!"

Oh, sial ... Ternyata guruku menyadari kalau aku sedang bengong (?) Semua teman - teman sekelasku pada tertawa sedangkan aku sendiri malu sambil menundukkan kepala.

'Memalukan !' ucapku dalam hati


Pada saat jam istirahat aku ke atap sekolah. Di sana sudah seperti kantin bagiku. Lagipula karena aku selalu membawa bento(11), aku tidak perlu ke kantin untuk membeli makan maupun minuman. Lebih sehat masakkan rumah, bukan ?

Sesampainya aku membuka pintu terlihat Kei sedang berbaring tidur di lantai. Aku berpikir apa yang dia lakukan di sini.

Sementara itu aku berjalan masuk dan menjauh dari tempat dia berbaring. Aku tidak ingin berurusan dengan cowok yang di sebut 'playboy' itu.

Aku duduk di bangku yang letaknya sekitar 10 meter jauh darinya. Sambil makan, ternyata dia sama sekali tidak menyadari kehadiranku. Sepertinya dia sedang tertidur. Ya sudah, selama dia tidak menggangguku aku lanjutkan makan saja.

Bel tanda waktu istirahat selesai sudah berbunyi. Tetapi sampai sekarang dia masih belum bangun juga. Jangan - jangan sebenarnya dia pingsan ?

Walaupun aku masih ragu mendekatinya tetapi akhirnya aku nekat juga. Lagipula aku hanya ingin memberitahukan kalau bel masuk sudah berbunyi.

"Kei ! Bangun !"

Sambil terus memanggil dan mengguncangkan tubuhnya ia tetap tidak bangun - bangun malah tanganku ia tepis. Sepertinya dia ini sengaja tidur di sini sampai pulang sekolah. Baiklah, aku akan meninggalkan orang ini.

Ketika aku berjalan dan berada di depan pintu ada suara mengatakan

"Kau pengganggu"

Aku berhenti lalu memandanginya dan berkata

"Lebih baik jadi pengganggu dari pada menjadi orang yang selalu bolos dalam waktu belajar di sekolah"

Setelah mengatakannya akhirnya aku berjalan turun ke bawah. Aku mendengar suara orang tertawa. Pasti Kei yang melakukannya.


Di dalam kelas yang tak terasa sudah sepi ini aku bersiap untuk pulang ke rumah. Masih ingatkan prinsipku pulang sampai semua murid yang ada di sekolah tampak tinggal sedikit ?

Oke, semua barangku sudah ku masukkan ke dalam tas. Ketika aku ingin membuka pintu ternyata Aki sudah membukanya.

"Fuyu-chan ! Ano(12) ... Maukah kau pulang bersamaku ?"

Aki tampak seperti orang yang kehabisan nafas. Sepertinya ia baru saja berlari - lari. Apakah untuk mencariku atau karena ada hal lain ?

Ternyata benar, ia sedang di kejar - kejar oleh Zen. Dan sekarang Zen malah ikut - ikutan berkata

"Fuyu ! Hari ini pulang bersama denganku !"

Uwah, ini si terlalu berlebihan. Entah mengapa aku seperti gadis yang berada dalam game dan sedang di perebutkan oleh dua lelaki. Ah, kok jadi agak konyol si ?

"Tunggu, aku ... Oya Zen ! Barusan ada seorang cowok yang mencarimu. Dia berbicara tentang projek kalau tidak salah" jelasku

"Sial ! Aku lupa"

Zen pun berlari cepat mencari lelaki itu. Ternyata dia itu tipe orang yang lupa akan janji dan urusannya sendiri.

Sekarang aku berdua dengan Aki. Ya, aku pun akhirnya pulang bersama dengannya. Kami saling pandang dan tersenyum.

"Ayo, Fuyu-chan" ajaknya

Aku mengangguk dan berjalan bersama dengannya.


"Lupa ingatan ?" Seru Aki ketika aku memberitahukan bahwa kenangan masa laluku tentang Aki dan Zen sama sekali tak ku ingat

"Ya ... Entahlah ... Sepertinya aku keturunan ayahku yang lupa akan masa lalu yang indah" ucapku dan menghembus nafas

Sambil berjalan aku bercerita kepada Aki. Tentang semua kejadian yang ku ingat di masa lalu. Tetapi entah mengapa aku merasa tidak ada hal yang menimpaku atau hal yang dapat membunuhku karena lupa ingatan seperti itu.

"Sudahlah ... Tak apa - apa. Nanti juga sedikit demi sedikit dapat teringat kembali" Aki mulai mengusap kepalaku

"Entah mengapa aku yang lebih pantas mengusap kepalamu"

Kami tertawa. Mungkin benar yang di katakan olehnya. Sedikit demi sedikit pasti aku tau apa penyebabnya. Tapi yang membuatku bingung. Kenapa aku harus punya memori indah dengan kedua lelaki itu ? Apa aku tidak punya teman perempuan ya ?

Aku berhenti sejenak melihat toko yang menjual kue. Oh ! Ada kue blackforest ! Aku ingin membelinya tetapi sayang sekali aku tidak memiliki uang karena aku menghabiskannya untuk membeli peralatan sekolah yang baru.

"Fuyu-chan mau kue itu ?" Ucap Aki yang tau akan pemikiranku

"Ehehe ... Tidak kok ...! Ayo kita pulang sebelum gelap"

Aku jalan duluan lalu Aki mengikutiku.


"Fuyu ... Kau sudah pulang ..."

Okasan sedang memasak sesuatu di dapurnya. Wanginya enak sekali. Aku yang baru saja pulang dari sekolah langsung duduk di ruang makan.

"Okasan, bolehkah aku bertanya sesuatu ?"

"Apa itu ?"

"Apakah aku punya penyakit ?"

"Penyakit ?" Okasan menghentikan gerakannya saat memasak

"Hm ... ku pikir tidak ada. Kau 100% normal kok !" Lanjutnya sambil meneruskan memasak

"Sou desu ne(13) ..."

"Kenapa tiba - tiba kau menanyakan hal itu ?"

"Nande monai(14) !"


Apakah Okasan menyembunyikan sesuatu dariku ya ? Tapi, caranya bicara sepertinya tidak ada yang ia sembunyikan. Mungkin memang aku tipe anak yang pelupa.

Ketika aku berjalan sendirian aku melihat Aki sedang tersenyum sambil mengusap kepala anak kucing. Manis ... Memang pas dengan karakternya.

Tiba - tiba ia mengetahui keberadaanku lalu tersenyum sambil melambaikan tangan.

"Fuyu-chan, Ohayou(15) !"

"Ohayou ..." jawabku membalas senyumnya

"Pergi bersama ?"

"Ya, ayo ke sekolah bersama"

Kami berjalan bersama lagi. Aku merasa lebih nyaman bersama dengan Aki. Mungkin karena sikapnya yang lemah nan lembut itu. Lalu orangnya tenang dan mengerti situasi. Itu sangat membuatku lebih tenang.

"...chan.. Fuyu-chan !"

DEG

Pasti aku lagi - lagi bengong sampai - sampai Aki yang memanggilku dari tadi tak ku dengar.

"A-ah ... Maaf aku tidak mendengarmu ..."

DEG DEG

Wajahnya terlalu dekat. Aku sampai tersentak ke belakang dan terjatuh. Sakit sekali rasanya.

"Daijoubu ?"

Dia mengulurkan tangan sambil membuat ekspresi bersalah. Ini si terlalu baik sekali. Biasanya kalau orang lain pasti akan tertawa.

"Hai'(16)"

Aku menerima uluran tangannya dan bergegas berdiri, belakang punggungku terasa agak sakit. Sepertinya aku terjatuh dengan sangat tidak enak di lihat. Kakiku juga rasanya sakit.

"Apa kau mau ku gendong ?"

"..... ..... ..... ..... ..... EHH ??!!!"

Aki jongkok dan menghadap membelakangiku bersiap untuk menggendongku.

"T-tidak usah ! Aku baik - baik saja kok"

Aku berdiri dan melanjutkan berjalan. Sambil menutupi wajahku dan menunduk ke bawah aku berjalan dengan cepat dan Aki menyamai caraku berjalan. Ku harap dia tidak melihat wajahku yang terasa panas ini.


"...baik silahkan beristirahat"

Sensei(17) merapihkan barang - barangnya dan berjalan keluar kelas. Di saat yang sama Mimi menghampiriku dengan senyum yang menurutku bagaikan iblis (?)

"Kenapa kau tersenyum seperti itu ?"

"Mau tau ?"

"Jika kau tidak ingin memberitahukannya padaku ya sudah" ucapku sambil bergegas menuju atap sekolah

"C-c-c-chotto(18) !!! Sebenarnya aku sedang mengerjai si 'playboy' itu"

Oh ! Pasti dia sedang membicarakan Kei. Entah mengapa kami mulai menjulukinya 'playboy' dari pada memanggil namanya. Karena memang ia pantas mendapat sebutan seperti itu soalnya ia memiliki sikap yang berada di luar dugaan.

"Lalu apakah itu ?"

"Aku akan memberitahukanmu nanti pulang sekolah"


Sampailah aku di atap sekolah. Untung saja jam istirahat masih ada sisa sekitar 20 menit atau tidak aku pasti tidak dapat menikmati sosis dan telur gulung ini.

Aku melahap bento itu dengan sedikit hyper. Karena perutku sudah tidak bisa menahannya lagi. Aku lapar dan aku berada dalam masa pertumbuhan. Tidak ada salahnya makan banyak - banyak asalkan makanan itu tidak banyak memiliki lemak. Bisa - bisa nanti berat badanku naik 2 atau 3 kilo lagi.

"Cepat Aki !"

Aku mendengar seseorang meneriakkan nama Aki dari bawah. Ketika aku melihat ke bawah terlihat Aki sedang berlari menghampiri cowok yang memanggilnya tadi. Sisanya aku tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Cowok itu sepertinya sedang memarahi Aki sedangkan Aki menundukkan kepalanya berkali - kali.

Sesaat ia melihat ke atas dan melihatku. Dia tersenyum sambil melambaikan tangan aku pun membalasnya dengan hal yang sama di lakukannya.

Sepertinya itu temannya. Hebatnya dia dapat cepat bergaul dengan orang lain di bandingkan denganku yang jarang ingin berbicara dengan orang yang tak di kenal selain ada hal penting.

DING DONG
DING DONG

Oh celaka ! Makananku harus cepat ku habiskan !


"Mimi, kau bilang ingin memberitahukan padaku !"

"Baik, ikut aku"

Aku tidak tau rencana seperti apa yang akan ia lakukan pada si 'playboy'. Tapi, aku rasa itu adalah sesuatu hal yang berbahaya. Apakah apa yang ku pikirkan ini benar ?

"Kochi(19) !"

Aku menghampiri Mimi dan membungkuk di balik semak - semak. Tampak di depanku Kei sedang berjalan mendekati kolam ikan. Oh ! Jangan bilang Mimi akan melakukan tindakan ekstrim dan ... kenapa ia membawa bola basket ? Ini benar - benar tak bisa ku bayangkan.

"X point !" Gumam Mimi

Tiba - tiba ia berdiri ketika Kei sudah berada tepat di pinggiran kolam itu. Lalu Mimi bersiap sedia untuk melempar bola basket itu ke arahnya. Oh, tidak aku tidak ingin melihatnya. Mimi melempar bola itu dan ... Headshot !! Kei tercebur ke dalam kolam itu.

"Jack point !!" Mimi menyeringai gembira dan berjalan meninggalkan Kei dalam posisi yang 'kecipak kecipuk' dalam kolam

"Apa tak apa kita meninggalkan dia seperti itu ?" Tanyaku yang merasa berdosa tidak melakukan apapun untuk menolongnya

"Biarkan saja !" Ketusnya

Aku terdiam dan membalikkan tubuhku.

"Kau mau kemana ?"

"Ada barang yang tertinggal" ucapku dan berlari menuju Kei berada

Wah ! Dia masih 'kecipak kecipuk' dalam kolam ikan. Ku rasa sepertinya dia tidak bisa berenang atau sejenisnya.

"T-tolong aku !"

Aku masih melihat tingkahnya di kolam itu. Aku tersenyum dan mengeluarkan keitaiku lalu mengambil fotonya. Akan di jual berapa ya ?

"T-tolong ..."

Dalam hati sebenarnya aku tertawa melihatnya seperti itu. Ternyata aku punya sisi jahat juga. Tapi kan sebenarnya kolam itu ...

"Diam dan jangan banyak tingkah ! Coba kau tapakkan kakimu !" Tegasku

Akhirnya ia menghentikan aktivitasnya dan menuruti perintahku. Seketika itu dia terdiam cukup lama lalu tertawa kecil.

"Ehehe ... Ternyata cetek ya ... Ehehe ..."

"Jangan hanya tertawa saja ! Cepat naik ke atas apa kau mau bermain bersama ikan itu ?"

"Hai' ... Hai' ..."

Dia pun naik ke atas kolam. Uhh ... Pakaiannya basah semua. Sampai - sampai air menetes turun deras dari baju dan celananya.

"Sebaiknya kau ganti pakaian olah raga deh ..."

"Tapi, aku hanya membawa celana olah raga saja"

"Oh, itu urusanmu"

Aku berjalan meninggalkannya. Peranku di sini adalah menjadi orang jahat, ya ? Baiklah ... Baik ... Aku akan bertingkah baik satu kali saja.

"Aku bawa baju olah raga. Kau harus mengembalikannya besok"

Ia tersenyum bahagia. Kenapa aku harus melakukan hal itu. Padahal aku sedikit setuju dengan apa yang di lakukan Mimi padanya. Ya sudahlah, aku juga manusia punya hati nurani.

Aku berdiri menunggu ia selesai mengganti pakaian di depan ruang kamar mandi. Lama sekali dia berganti pakaian saja. Biasanya kan cowok cepat melakukan hal seperti itu.

Tak lama kemudian sosok Kei keluar dan tak ku sangka pakaianku pas dengannya mungkin karena aku lebih suka baju yang kebesaran di banding yang ketat.

Aku melihat kelakuannya. Ia sedang mencium baju olah ragaku. Entah mengapa aku merasa dia ini bertingkah seperti hewan.

"Apa yang kau lakukan ?"

"Bajumu ini ... Ada wangi tubuhmu"

"..... ..... ..... KAU BILANG APA ?!!"

Aku sudah menyiapkan kepalan tinjuku untuk menonjok wajah si 'playboy' brengsek satu ini. Emosiku meledak sudah. Bukannya berterima kasih ia malah melontarkan kalimat pelecehan seperti itu.

"H-hey ! Aku tidak bermaksud hal yang negatif. Kalau kau tidak percaya coba saja"

Tiba - tiba ia mendekatiku dan ... Ia MEMELUKKU !!! Aku mencium wangi bunga di tubuhnya. Huaaaa !!! Ini memalukan. Apa yang ku pikirkan barusan.

Di saat bersamaan Zen berdiri di sebelah kami.

"Apa - apaan ini ?" Ucapnya syok

Gawat ! Zen melihat adegan ini ! Bisa - bisa aku akan di lecehkan dan di katai bahwa aku di peluk oleh seorang raja 'playboy'. Apa yang harus aku lakukan sekarang ?


TO BE CONTINUED

Notes :
1.     Gomen         : Maaf
2.    Okasan         : Ibu
3.    Suge             : Hebat / keren
4.    Itai               : Sakit
5.    Daijoubu ka  : Kau baik – baik saja
6.    Un               : Ya
7.    Arigatou       : Teerima kasih / makasih
8.    Jaa               : Sampai nanti
9.    Nani            : Apa
10.  Iie                : Tidak
11.   Bento           : Bekal
12.  Ano             : Itu (Kalimat yang di ungkapkan untuk bingung ingin bicara apa seperti ‘umm …’)
13.  Sou desu ne  : Jadi begitu
14.  Nande monai         : Tidak ada apa – apa
15.  Ohayou        : Pagi / selamat pagi
16.  Hai              : Baik
17.  Sensei           : Guru
18.  Chotto         : Tunggu
19.  Kochi           : Sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar