Sabtu, April 12, 2014

See You 6

See You 6

Genre : Romance
Chara : Maki Fuyu, Sanada Aki, Kitayama Kei, Minamoto Zen, Kouchi Mimi, etc

Masih dalam tangisku, aku berada di sekolah sampai langit berubah menjadi warna jingga. Perasaan perih yang menusuk hatiku masih dapat ku rasakan. Padahal aku sudah membolos jam pelajaran hari ini. Tetapi aku sama sekali tidak menyesal, karena jika aku terus menerus di dalam kelas mungkin batinku akan terasa lebih sakit.

Aku berdiri dari bangku kayu itu dan berjalan memandangi lapangan sekolah yang berada di bawah. Air mataku terus menerus keluar tanpa henti walaupun aku sudah mengusapnya berkali - kali.

"Nande ? Kenapa hal seperti ini terjadi padaku ? Aku tidak tau apa - apa ... Kenapa mereka tega memperlakukanku seperti ini. Aku benci ! Aku benci mereka semua ! Tak ada seorang pun yang percaya padaku. Apa aku ini memang tidak di anggap oleh siapa pun ?" Sambil terus menerus menangis aku mengusap - usap kedua mataku

Aku mengeluarkan semua amarah dalam hatiku. Lebih baik seperti ini karena tidak ada satu orang pun yang mau mendengarkanku. Aku akan berteriak melontarkan kata - kata yang membuat hatiku sesak.

"... pada akhirnya aku sendirian ... Hanya karena gosip BRENGSEK itu saja !!! Manusia itu memang menyebalkan !" Lanjutku lagi

"Kau tidak sendirian. Memangnya aku percaya dengan mudah pada gosip itu ?"

Aku berhenti menangis dan melihat asal dari suara itu. Aki. Ternyata Aki yang mengatakannya.

"A .... ki ...."

Aku berlari dan memeluknya sambil menangis. Tiap - tiap kata aku keluarkan dari mulutku. Aki mendengar dan mengusap kepalaku. Rasanya lega sekali jika ada seseorang yang ingin mendengarkanmu. Karena walaupun hanya satu orang, pasti perasaan kita akan jauh lebih lega.

"Jadi, Kei memelukmu seenaknya setelah kau meminjamkan baju olah raga ?" tanya Aki setelah aku menjelaskan kebenarannya

Aku mengangguk sambil terus menangis

"Begitu, kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi ?"

"Aku ingin menjelaskannya padamu ... *hiks* tapi ... *hiks* kau terlihat kesal jadi ... *hiks* kau pasti mempercayai gosip itu juga .... *hiks*"

"Aa-- Ya ... Aku memang kesal tapi bukan berarti aku tidak ingin mendengar penjelasanmu terlebih dahulu ..." ucapnya sambil mengusap belakang kepalanya

"Lalu ... Bagaimana kau bisa tau aku masih berada di sekolah ?" Tanyaku setelah akhirnya tangisku dapat surut

"Tasmu masih berada dalam kelas. Selain itu juga aku tau kau akan ke atap sekolah karena memang ini adalah satu - satunya tempat yang jarang di kunjungi orang"

"Ternyata, kau memang satu - satunya yang mengerti... Gomen nasai sudah membuatmu kesal ..."

"Kau salah ... Aku memang kesal tetapi sebenarnya aku khawatir"

"E-a-Sore ja(1), gomen nasai(2) sudah membuatmu khawatir !" Ucapku menunduk, aku merasa senang sekali

Ia mengusap kepalaku kembali.

"Akhirnya kau tersenyum"

Mataku terbelalak dan setelah itu aku menunjukkan padanya senyum yang tak pernah ku perlihatkan pada siapa pun, yaitu senyum tulusku.

Aki terlihat tampak terkejut lalu ia membalikkan badannya dan berkata

"S-sebaiknya kita kembali ke kelas mengambil tasmu lalu ayo kita pulang bersama - sama"

Ia pun bergegas menuju kelas dengan langkah yang panjang dan aku menyusulnya di belakang.



Hari demi hari telingaku rasanya sangat panas sekali, tanganku juga rasanya gatal. Mungkin Kami-sama memberiku sebuah cobaan berat. Bayangkan saja kalau di sekolah kau selalu di jelek - jelekkan dengan kata - kata yang tidak kau suka. Gosip itu biasanya berakhir kurang lebih 2 minggu, tetapi sekarang sudah 1 bulan lebih gosip itu tidak berhenti !

"Anggap saja kau hanya mendengarku, Fuyu"

Aki yang berjalan di sampingku mencoba untuk meredakan emosiku. Dia benar, untuk apa kita mendengarkan pembicaraan orang yang menjelekkan diri kita sendiri. Padahal ujung - ujungnya juga gak ada keuntungan buat kita.

"Arigatou(3), Aki. Aku sudah tidak apa - apa kok. Lagi pula aku sudah bersyukur sekali karena masih ada orang yang mau berpihak padaku"

"Bukannya berpihak tetapi aku memang percaya padamu"

Aku terdiam sambil menggigit bawah bibirku untuk menahan air mata yang siap keluar. Akhirnya aku tertunduk agar mataku yang terasa panas ini tidak di lihat olehnya.

"Maki Fuyu !"

Suara seorang gadis memanggil ke arahku. Ternyata dia adalah Cecilia-senpai, masih ingat kan ? Dia adalah ketua klub tenis. Pasti dia akan mengomeliku karena akhir - akhir ini aku suka absent.

"H-hai'(4) !"

"Bisa berbicara berdua sebentar ?"

"Oh ..." aku melihat ke arah Aki dan ia mengangguk dan meninggalkan aku berdua dengan Cecilia-senpai(5)

"Aku tau situasimu sedang tidak enak. Tetapi, setidaknya datanglah walau hanya sebentar untuk berlatih. Siapa tau kau bisa merasa sedikit rileks"

Bahkan Cecilia-senpai juga tau gosip itu. Kalau begini terus aku tidak bisa tinggal diam lagi !

"Gomen nasai, senpai. Aku memiliki masalah dan aku ingin meluruskannya. Jadi untuk sementara waktu izinkan aku untuk tidak datang ke klub tenis untuk beberapa hari" ucapku sambil menunduk

"Yaa, kalau memang begitu ganbatte ne ! Kau memiliki senpai yang bisa kau andalkan"

"Senpai ....." air mataku mulai membendung lagi "Arigatou gozaimasu !"

Baiklah, dengan begini aku akan jauh lebih bersemangat karena masih ada orang yang mempercayaiku. Aku bersumpah tidak akan membuat mereka kecewa dan akan menangkap pelaku yang menyebarkan gosip palsu itu.

Searching ... Starto !



"...matte ! Chotto matte(6) !! Aku hanya ingin bertanya siapa orang yang pertama kali memberitahukan kalau aku berpacaran dengan Kei ??" tanyaku sambil berlari mengejar seorang lelaki yang sekelas dengan Kei

"Aku tidak tau dan tolong jangan main kejar - kejaran di dalam sekolah !" Jawabnya sambil terus berlari

"Makanya kubilang tung-"

BUKK

Aku tersandung dan cukup membuat suara yang keras. Dengan kata lain tubuhku terasa sakit sekali terjatuh. Lututku mengeluarkan sedikit darah dan juga terlihat memar. Sial sekali nasibku.

"Kalau jalan yang benar, ahou(7) !"

Aku mengusap luka di lututku dan akhirnya melihat Zen yang berdiri di depanku. Kata - katanya kasar seperti biasanya.

"Luka seperti ini belum ada apa - apanya di bandingkan dengan fitnah orang - orang padaku !" ucapku sambil berbicara lebih keras agar orang - orang di sekeliling kami sadar diri karena sudah menjelek - jelekkanku

"Sou(8)..."

Aku kembali berdiri sambil berjalan agak pincang, tak ku sangka lukanya jauh lebih sakit dari yang ku kira. Tiba - tiba Zen menggendongku dengan kedua tangannya dan hal itu membuatku kesal.

"A-apa yang kau lakukan ? Ini di depan umum tau !" kesalku sambil memberontak agar dia menurunkanku

"Kakimu sakit kan ? Sebaiknya jangan banyak bergerak dan DIAMLAH !"

Oke, kalimat terakhirnya sangat mempan dan aku otomatis terdiam. Sebenarnya dalam hatiku ini aku merasa senang hanya saja bukankah Zen tidak mempercayaiku ? Waktu itu di kelas aku sangat ingat sekali ketika Kei datang Zen mulai menyindir kalau aku dan Kei bermesraan di dalam kelas. Padahal nyatanya kan aku tidak berpacaran dengannya.

Sesampainya di ruang UKS Zen membalutkan perban ke lututku. Sekarang aku mulai berpikir sebenarnya orang ini marah atau tidak kepadaku ? Raut wajahnya selalu seperti itu, mungkin senyuman adalah sesuatu yang langka sehingga aku jarang sekali melihatnya tersenyum. Hanya waktu kami masih kecil saja ia banyak tersenyum. Perubahan yang drastis sekali.

"Dou(9) ?"

"Hai', rasanya sudah mendingan"

Suasananya benar - benar sangat tidak enak. Dia hanya berbicara kepadaku sepatah - sepatah. Baiklah aku akan berbicara lebih dahulu.

"A-ano ne(10) ... Arigatou sudah mau menggendongku sampai UKS. Tetapi, kau tau kan kalau aku bisa ke sini sendiri ?"

"Hm.."

"Sore jaa ... Ayo kembali ke kelas. Nanti jam pelajarannya keburu di mulai" aku berdiri dari kasur yang ku duduki

Ketika aku berjalan sampai pintu

"Gomen ! Karena .. Sudah mengatakan hal yang membuatmu terluka .."

Ia keluar dari ruang UKS dan berjalan mendahuluiku. Aku terkejut mendengar ucapannya dan akhirnya seulas senyuman muncul seketika.



Bisa di katakan situasiku sedang di ambang keberuntungan. 3 orang mempercayaiku dengan tulus dan hal itu membuatku mengeluarkan kobaran semangat yang membara. Yosh ! Aku tidak akan menyerah dan akan menangkap si pelaku dengan tanganku sendiri. Memang ini terdengar agak bodoh tapi aku akan berjuang.

Aku berjalan sambil bertanya - tanya pada anak - anak yang ada di sekolah ini. Memang sulit sekali menemukan siapa pelaku sebenarnya yang telah menyebarkan gosip ini. Karena sudah menyebar dengan cepat. Tetapi, tidak ada kata menyerah jika aku sudah mengeluarkan api semangat ini. Kemungkinan orang itu pasti sangat membenciku. Entah apa yang membuatku seyakin ini, tidak ada salahnya aku berpikir hal seperti itu, bukan?

"Hmm... Aku mendengarnya dari senpai... Dia berada di kelas 3 tetapi aku tidak tau kelas 3-1 atau kelas 3-2 mungkin (?)"

"Oke, sankyuu(11)"

Setelah aku bertanya kepada seorang gadis yang setara denganku, aku berjalan menuju daerah senpai - senpai kelas 3. Huuuu tampang mereka agak nyeremin juga.

"Ada anak murahan di sini..."

Aku berhenti melangkah dan menatap ke arah sumber suara itu. Ternyata seorang perempuan dengan rambut bergelombang sedang mengejekku. Sementara itu aku melanjutkan melangkah menjauh dari nya.

"Apa maksud tatapanmu itu hah?"

Wah, sekarang ia ingin mengajakku ribut di tempat ini. Senpai macam apa dia?

"Kau berbicara denganku?"

"Dasar kau tidak sopan sekali dengan senpai mu ini, hah!"

Terjadilah keributan yang tidak ku inginkan. Padahal dia sendiri yang salah karena sudah menyindir ku barusan.

"Terserah"

Aku melanjut kan langkah ku menuju ruang kelas 3-1. Sayang sekali ada beberapa gadis yang mencegah ku dan aku sangat yakin bahwa mereka adalah teman nya. Lihat, mereka juga memasang tampang yang pasti nya adalah kebencian dan ke cemburuan.

"Ada apa lagi sekarang?"

Aku sudah mulai lelah melayani mereka. Padahal keributan yang sebenarnya belum juga di mulai. Tetapi, waktuku tinggal sedikit. Jika aku membuang - buang waktu bisa - bisa jam pulang sekolah akan berbunyi.

"Go-men-ne.. senpai... Aku sedang terburu - buru bisakah kalian memberi ku jalan?"

Cepatlah minggir!!!

"Tidak bisa, kau adalah siswa kelas satu yang sudah mencoret nama sekolah dengan tindakan negatif mu itu!"

Lagi - lagi hal seperti itu di bicarakan membuat ku semakin muak saja.

"Aku tidak melakukan hal seperti itu! Kenapa kalian malah percaya hal seperti itu dengan mudah?" Aku mencoba untuk membela diri

"Heee ? Memangnya kami mau percaya dengan orang yang menjijikan sepertimu ? Jangan konyol ! Aku benci sekali dengan orang seperti mu !"

JLEB

Kalimatnya benar - benar membuat hatiku sakit. Aku tidak terima di katai seperti itu. Aku juga punya harga diri.

"Maaf saja ya ... Aku bukan orang yang seperti itu. Setidaknya aku masih memiliki otak yang dapat di gunakan sebelum berbicara"

Ha ! Kena kau ! Kalimatku yang satu ini membuat kalian terdiam seribu bahasa. Lagian mereka menantangku, haha.

Akhirnya aku bisa melewati mereka tanpa terjadi pertengkaran fisik. Mungkin aku telah di tolong oleh Kamisama karena ia memang satu - satunya yang dapat memahami ku dengan cepat.

Kelas 3-1

Aku berdiri di depan kelas ini sambil celingukan memastikan tidak ada guru di dalamnya. Oke, kode green.

Aku menggeser pintu dan berkata

"Sumimasen, apakah di sini ada dalang yang menyebarkan gosip tentangku ?"

Nihil, tidak ada yang menjawab sama sekali mungkin karena aku yang tiba - tiba masuk tanpa memperkenalkan diri atau mungkin ada hal lainnya. Tatapan mereka seperti terpelongo melihat kedatanganku. Ayolah .. Aku manusia bukan satan !

"Kalau yang seperti itu kau tanyakan pada pacarmu sendiri. Lagipula dia sendiri yang sudah mengatakannya dengan jelas."

Terpaku, syok, cowok itu sendiri yang mengatakannya ? Apakah aku tidak salah dengar ? Apa salahku padanya ? Apakah karena aku pernah berbuat jahat padanya ?

Tanpa pikir panjang aku menuju kelas sebelah, kelas 3-2.

"Apakah ada yang bernama Kitayama Kei di sini ?!!" Teriakku dan sempat membuat seisi kelas kaget

"Ada apa, Fuyu-chan~~?"

Ini dia si cowok super brengsek yang membuat ku ingin memakannya hidup - hidup dan juga gara - gara dia harga diriku jatuh pesat !

"Kei !! AHO ! Gara - gara kau aku jadi seperti ini ! Dasar cowok brengsek !"

Beberapa kalimat kasar akhirnya ku lontarkan. Semua orang yang di dalam kelas terkejut mendengar kalimatku barusan. Tak apa .. Aku tidak takut. Karena masalah utama ku bukan itu.

"Apa maksudmu, Fuyu-chan ? Tentang kita melakukan 'hubungan' ?"

BAKK

Sebuah buku yang sangat tebal melayang ke arah wajah Kei. Otomatis tubuhnya mundur selangkah untuk dapat berdiri dengan stabil.

"Hoi hoi Kei. Kau ini ..."

Aki datang dengan penampilan yang sangat berbeda. Wajahnya seakan menahan emosi yang meluap lalu biasanya pakaiannya rapih di masukkan malah ia keluarkan dan kancingnya terbuka sehingga T-shirt warna putih yang ia kenakan terlihat. Rambutnya juga acak - acakan tak teratur. Entah mengapa ia bergaya seperti 'bad boy' seperti dalam drama.

"Itai yo, Aki ... Apa kau tidak bisa halus sedikit ?" Kei merengek sambil mengusap pipinya yang memerah

"Oh, itu tidak perlu. Apa kau mau aku mengulang nya lagi ?"

"Ah ! Tidak ! Tidak !"

"Aki ...?" Aku memanggilnya untuk memastikan apakah dia benar - benar Aki yang ku kenal

"Nani ?"

Dia benar - benar Aki ! Bagaimana bisa ? Sosok Aki yang ku kenal adalah orang yang lembut, tidak kasar, manis dan juga tidak pernah berkelahi walaupun memang ia pasti pernah berkelahi.

"Oi, Kei. Sebaiknya kau harus mengumumkan ke semua orang di sekolah ini bahwa telah terjadi ke salah pahaman. Jika tidak ... kau mengertikan ?" Aki tersenyum tetapi bukan senyuman yang halus melainkan senyuman yang mengerikan

"A-ahaha ... Hai' wakatta wakatta(12) ..."

Benar sekali yang di katakan anak kelas 3-1 itu. Kei lah dalang yang sebenarnya. Benar - benar menyebalkan sekali.

Aki kemudian berjalan keluar kelas dengan poker facenya itu aku pun mengikutinya. Tetapi, aku bingung ia ingin pergi kemana dari tadi naik tangga terus menerus. Jangan bilang dia ingin ke atap sekolah. Bisa jadi.

Sesampainya di atas hanya ada angin dan juga suara - suara anak - anak yang sedang bermain di lapangan bawah sana. Sisanya hanya aku dan dia berdua tanpa ada yang mengucapkan kalimat satupun. Hal tersebut membuatku semakin kaku dan bingung.

"Aki ... Kenapa kau berpenampilan seperti itu ?" Aku memulai pembicaraan

"Ada sesuatu hal yang ingin ku katakan padamu. Sebelum itu .. Apa yang kau pikirkan tentangku sekarang ini ?"

"Tentangmu ? Sekarang ini ?" Aku mengulang kalimat yang ia ucapkan

"Ya ..."

"Hmm .. Menurutku kau berpenampilan seperti 'bad boy' " jawabku

"... Bukan itu yang ku maksud"

"Eh ? A-jadi apa yang kau maksud sebenarnya ?"

"Bagaimana perasaanmu terhadapku ?"

Mataku terbelalak, mulutku sedikit terbuka sambil memikirkan kata yang ingin ku ucap. Mungkinkah ..... 'Suka' ?



TO BE CONTINUED
Notes :
1. Sore ja = Kalau begitu
2. Gomen nasai = Maafkan aku
3. Arigatou = Terima kasih
4. Hai' = Ya
5. Senpai = Senior
6. Chotto matte = Tunggu sebentar
7. Aho = Bodoh
8. Sou = Begitu
9. Dou = Bagaimana
10. Ano ne = Begini
11. Sankyuu = Thank you dalam Inggris artinya terima kasih

12. Wakatta = Aku mengerti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar