Sabtu, April 12, 2014

See You 7

See You 7

Genre : Romance
Chara : Maki Fuyu, Sanada Aki, Kitayama Kei, Minamoto Zen, Kouchi Mimi, etc


"Bagaimana perasaanmu terhadapku ?"

Mataku terbelalak, mulutku sedikit terbuka sambil memikirkan kata yang ingin ku ucap. Mungkinkah ..... 'Suka' ?



"E-a-ummm... Dou iu koto(1) ?" Aku mencoba memastikan

"Kau tau... Aku memang tidak sabar... Sebenarnya sikapku dulu seperti ini. Sayang sekali karena kecelakaan itu kaki ku jadi patah. Tetapi, sekarang sudah kembali seperti semula. Haruskah setiap hari aku seperti ini. Menurutmu apa aku harus berpenampilan seperti ini? Apa kau suka?"

Dia bercerita sambil menatap ke langit. Kedua tangannya di masukkan ke dalam kantung celananya. Wajahnya terlihat sedih tetapi ia memandang lurus ke depan seakan semuanya akan baik - baik saja. Sebenarnya apa yang ingin ia sampaikan padaku?

"Jadilah dirimu sendiri... Hanya itu yang dapat ku katakan... Apa yang menurutmu terbaik maka lakukanlah. Aku tidak bisa membantu banyak karena harus dirimulah sendiri yang dapat melakukannya"

Aki memandangku sangat lurus tanpa mengedip sekali pun. Mungkin ia terkejut dengan apa yang ku katakan tetapi poker face yang ia tunjukkan membuatku ragu.

"Sou desu(2)..."

"Un(3)..."

Hanya itu sajakah yang ingin ia katakan atau ada banyak? Aku tidak tau. Karena sikapnya benar - benar berubah drastis. Apakah dia memiliki kepribadian ganda ? Tidak mungkin.

Tiba - tiba Aki berjalan meninggalkan ku tanpa mengucapkan satu kalimat pun. Aku memandangnya pergi menghilang entah kemana. Dan akhirnya aku juga meninggalkan tempat ini.



"O-ohayou(4)... Fuyu-chan... "

Suara seorang gadis yang sangat ku kenal sedang memanggil namaku. Seketika itu aku menoleh dari tempat ku duduk di kelas.

"Mimi? Ummm... Doushite(5)?" Ucapku gugup

"Ano... Ne... Gomen ne(6)... Karena aku sudah curiga padamu... Ternyata kau tidak berpacaran dengan anak "playboy" itu..." jelasnya dengan wajah yang bisa di bilang menyesal

"Daijoubu kara(7)... Mimi... Aku tau kok perasaanmu... Setidaknya kau masih ingin berteman denganku bukan?"

Mimi terlihat ingin menangis, senang. Lalu ia memelukku dan selalu mengatakan "gomen nasai" berkali - kali sampai seisi kelas memperhatikan kami, terharu, tersenyum, iri karena kami teman yang mengerti satu sama lain.

Selesai menangis sepuasnya ia membisikkan padaku sesuatu hal yang sangat mengejutkan. Tetapi, aku tidak setuju dengan rencananya karena akan membuat orang itu akan balas dendam kepadaku. Mimi memaksa dan akan menolongku jika orang itu akan mengancamku. Akhirnya sebuah rencana besar - besaran akan di lakukan besok, istirahat, di sekolah.



Ke esokkan harinya, jam 12, waktu makan siang, kantin.

Aku dan Mimi telah berdiri di atas meja makan yang sangat besar. Sambil membawa speaker dan mike. Ia telah mempersiapkan hal seperti ini dengan sempurna, bahkan kemarin sepulang sekolah ia melakukan pengumuman di setiap kelas. Benar - benar cewek yang luar biasa bukan?

"Konnichiwa(8), minna-san(9)! Hari ini aku akan memberitahukan suatu hal yang sangat luar biasa! Kalian tau apa itu? Hehe.. Tamu utama kita adalah...... Maki Fuyu! Berikanlah tepuk tangan yang meriah!!"

GULP

Aku benar - benar grogi sekali di lihat oleh banyak atau mungkin seluruh murid sekolah ini. Sebenarnya aku ini pemalu apalagi harus berhadapan dengan banyak orang. Aduh, sepertinya aku harus mulai berbicara.

"K-k-konnichiwa... U-umm... M-m-maki F-fuyu desu.... E-etto... Aku ingin memberitahukan bahwa... Selama ini kalian salah paham. Aku tidak berpacaran dengan Kitayama Kei.. Hanya saja dialah orang yang membuat gosip itu. Di tambah lagi, dia melakukannya untuk melampiaskan emosinya padaku dan akulah yang selalu di salahkan.. Menyedihkan ya......" ucapku gemetar menahan air mata yang siap jatuh

Suara gemuruh para murid terdengar oleh ku mereka ternyata bersimpati pada apa yang ku rasakan. Semoga rencana ini sukses. Walaupun sebenarnya aku memang ingin menangis tetapi bukan karena itu. Aku ingin menangis karena tidak tahan berdiri lama - lama dan di lihat oleh banyak orang.

Ada seorang anak laki - laki yang mengacungkan tangan kanannya ke atas. Ternyata dia adalah Zen.

"Oh ! Ternyata ada yang mau bertanya ! Douzo(10) !" Mimi mempersilahkan Zen untuk berbicara

Zen berdiri dari tempat duduknya "apakah semua ini benar ? Lalu ... Mana Kei ? Apakah dia begitu takut untuk ke sini ?"

"Wah wah~ Benar juga ! Di mana ya Kei itu ?"

Semua murid langsung mencari orang yang bersangkutan itu. Tapi, cari di mana pun juga percuma tiba - tiba

"Aku di sini !"

Cowok dengan tinggi 173 cm telah datang dengan menggunakan topeng ultra man (?)

"A-apa - apaan itu ?" Mimi terkejut sampai - sampai mic yang ia pegang terjatuh dan mengeluarkan suara yang bikin telinga sakit

"Aku adalah tokoh utama dalam acara ini !" Ucap sang bertopeng itu

"Jangan - jangan kau...."

Ia melepaskan topengnya, sudah kuduga bahwa dia adalah Kei ! Dan kenapa ia menggunakan topeng seperti itu ? Padahal sedang tidak ada acara maupun festival di sekolah ini.

"Baik~ baik~ Aku mengaku kalau aku itu salah.. Tetapi~ Bagaimanapun juga aku kan hanya bercanda. Ahahaha~~"

Sambil tertawa terbahak - bahak semuanya terlihat sweatdrop. Oke, itu sama sekali tidak masuk akal. Kenapa dia tidak merasa malu berdiri di depan publik seperti ini di tambah lagi dia kan yang sedang di bicarakan di sini !

"Hoi Kei dasar raja mesum dan playboy ! Sebaiknya kau minta maaf pada Fuyu karena sudah melakukan tindakan yang melukainya !" Mimi mulai mengamuk sambil membawa tongkat yang di gunakan untuk menyapu

"Eh ? Benarkah itu Fuyu ?" Kei mulai melihat ke arahku

Aku mengangguk, tiba - tiba

GYUT

Dia memelukku secara tiba - tiba dan membuat seisi kantin menjadi bergemuruh dengan amarah, terkejut, senang (?)

"Maaf maaf ... Aku tidak bermaksud melukaimu..."

Dia merengek meminta maaf terus menerus kepadaku sambil tetap dalam posisinya. Aku hanya terkejut merasa kesal dan akhirnya mendorongnya menjauh dariku.

"Apa yang kau lakukan ? Tidak tau kah kau bahwa ini di depan umum ? Dasar kau !"

BUGH

Sebuah pukulan telah mengenai salah satu pipi Kei. Otomatis tubuhnya melangkah mundur sambil memegang pipinya itu. Tetapi, hal tersebut tidak membuatnya marah padaku melainkan ia tersenyum !

"Ke-napa ?"

"Hehe~~ Fuyu-chan~~ Kau boleh memukulku semaumu tetapi kau tau aku serius loh~~ Aku sangat menyayangimu"

JDER

Dia mengatakannya dengan enteng tanpa memikirkan orang - orang di sekeliling. Bukankah itu kelewatan ?

"Dasar kau !!"

BUGH

Tendangan kuat Mimi berhasil menjatuhkan Kei dari atas meja tempat ia bediri (sejak kapan dia berdiri di atas meja ?). Mimi tampak kesal dan ekspresinya bagaikan manusia yang kerasukan roh jahat.

"Kau....! Kau......! Dasar tak tau diri ! Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu ? Tidak kah kau mengerti perasaan orang lain ? Bagaimana jika orang itu tidak suka ? Dasar BAKKA(11) !!"

Mimi menendang - nendang Kei sampai babak belur, ya... sebenarnya hanya berdarah kecil - kecilan dan luka yang terlihat memar saja. Sayang sekali aku tidak bisa menghentikannya karena Mimi selalu tau apa yang ku rasakan di saat seperti ini maupun nanti.

"..bodoh ! Tak berotak !..."

Ia terus - menerus mengeluarkan amarahnya di tiap katanya yang tajam. Semua orang yang menyaksikan hanya bisa berbisik - bisik tanpa ada yang mau menolong Kei sekali pun. Lalu para guru berdatangan dan kami pun di pisahkan dalam keributan itu.



"Mimi ! Mimi ! Bagaimana keadaanmu sekarang ?" tanyaku sambil berlari ke arahnya

"Ah, Fuyu.. Tenang saja aku 100% baik - baik saja ! Karena waktu itu aku sudah puas menyiksa Kei ! Wahahaha !!!"

Dia tertawa seakan puas dengan tindakannya. Bagiku, Mimi sebenarnya salah karena menyiksa Kei di depan umum seperti itu dan yang membuatku bingung lagi tak ada satupun yang mau menghentikannya. Aku tau kalau Kei banyak di benci karena sikapnya itu. Walaupun begitu aku tetap saja merasa kasihan.

"Souka(12) ? Wah ! Tapi, tak ku sangka kau bisa se sadis itu. Kasihan sekali wajahnya sampai babak belur begitu"

"Aku tidak peduli karena memang dia yang salah. Kau kan tidak berdosa lagipula dia selalu memojokkan mu kan ?"

Terdiam. Aku hanya terdiam. Mimi memang sahabatku nomor 1 di dunia ini. Ku harap akan selalu begini selamanya. Walaupun harapanku tidak terkabul maka aku akan terus berusaha sampai tercapai.

"Ayo, kita masuk kelas" Mimi mengulurkan tangannya

"Un(13) !"



Bel istirahat telah berbunyi. Para murid mulai keluar dari ruang kelas masing - masing dan pergi menuju kantin sekolah. Sementara aku yang sudah dari awal membawa bekal dari rumah langsung jalan menuju ke atap sekolah. Karena itu adalah salah satu tempat favoritku.

Setelah aku membuka pintu udara segar mulai menyapa rambutku. Membuatnya terbang melambai - lambai dan wajahku terasa dingin seketika. Rasa sejuk dan segar sangat terasa sekali karena awan telah menutupi sinar matahari yang sangat terik.

Aku duduk di atas bangku sambil membuka bekal yang tadi ku bawa. Hangat dari nasi masih berasa sampai ke telapak tanganku, wangi khas itu sangat menggoda di tambah lauk di dalamnya.

"Itadakimasu(14) !" Ucapku dan siap untuk makan

Tetapi

HAPP

Sosis gurita yang ku ambil menggunakan sumpit tiba - tiba menghilang.

"*nyam ..nyam* ternyata lezat juga masakkanmu walaupun sosis itu sangat mudah untuk di buat."

Zen telah berdiri di hadapanku dalam jangka waktu yang sedikit lebih lama. Tak ku sangka dia berani sekali mengambil makanan yang ku suka.

"Apa yang kau lakukan ? Kau kan bisa jajan ke kantin !" Kesalku

"Hmm.. Aku malas ke sana. Ramai, berisik !" Jelasnya

"Kalau begitu titip saja ke teman beres kan ?"

"Tidak, aku bukan tipe cowok yang suka melakukan hal seperti itu setiap hari"

"Aku tidak mengatakan kalau kau harus melakukannya setiap hari"

Ia terdiam dan aku merasa agak kesal. Ketika aku ingin melanjutkan makan, kotak bekal ku sudah kosong melompong. Ternyata selama kami berbicara ia telah memakannya tanpa ku lihat.

"Kau menyebalkan !!!" Kesalku sambil melempar kotak bento punyaku

"Haha, nanti pulang sekolah ada pertemuan jadi jangan pulang dahulu" ia pun lari meninggalkanku

"Pertemuan apa ? Memangnya aku masuk klub ? Oya, aku masuk klub tenis. Tapi kan Zen tidak masuk klub tenis. Di tambah lagi dia itu pemalas" pikirku

Bel pun berbunyi padahal aku belum sama sekali memakan bekalku tetapi Zen yang menghabiskannya. Aku kesal dan menuju ke kelas dengan perut keroncongan yang terisi dengan angin.



GRUUUUKKK

Perutku mengeluarkan bunyi yang sangat kencang di tambah lagi tadi di kelas bunyi perutku ini mampu membuat seisi kelas tertawa terbahak - bahak. Bukankah itu sangat memalukan ? Karena merasa sangat malu aku meminta izin ke kamar mandi untuk menutupi wajahku yang berubah menjadi merah. Pada akhirnya sekarang aku berjalan sambil memegang perut. Aku tidak membawa uang sedikit pun karena setiap hari aku membawa bekal dan pulang berjalan kaki karena jarak rumahku dan sekolah lumayan dekat.

"Zen ke mana sih ? Dari tadi aku menunggunya dia masih belum datang juga"

"Oi !"

Aku menoleh

"Kau lama Zen ! Tidak tau apa kalau aku belum makan ? Gara - gara kau aku jadi sangat lapar tau !!" Amarahku mulai keluar

"Gomen na, kau tau sendiri kan aku tidak bawa motor"

"Aku tidak tau dan aku tidak perduli!"

"Baiklah kita langsung berangkat"

"Tunggu !"

Langkah kakinya yang panjang membuatku sedikit berlari kecil - kecilan. Mentang - mentang tinggi langkahnya sangat besar. Perutku rasanya agak sakit sekali rasanya aku masih lapar. Bayangkan saja waktu makan siangku telah di hancurkan olehnya. Padahal dia anak orang kaya kenapa juga dia harus meminta makanan murahan yang ku buat ?

Kami berdiri di sebuah restauran besar dan mewah. Para pelayannya menggunakan pakaian maid dan butler seakan mengingatkanku pada rumahnya waktu itu. Tempatnya terlihat bersih dan rapih. Semua barangnya kinclong sekali mengkilat tak kesat mata. Coba lihat diriku, masih menggunakan seragam, muka apa adanya tanpa make - up, penampilan kampungan, tidak menggunakan barang mewah satupun. Untuk kedua kalinya dalam satu hari aku di permalukan.

"Hey, Zen. Aku tidak mau masuk. Aku takut" ucapku bohong

"Takut ? Takut apa ? Kemalingan ? Di sini tempat mewah, jika hal seperti itu terjadi maka para penjaga akan menangkap mereka jadi kau tenang saja"

Aku gugup sambil mencari cara agar tidak masuk ke dalam tempat itu. Sayang sekali semua usahaku gagal. Zen memang pintar dalam berbicara dan rasa ingin menang nya juga besar.

"Baiklah, aku masuk"

Dengan pasrah aku memasuki restauran itu. Para pelayan mulai menyapa dan melayani kami menuju ke tempat duduk. Sementara itu meningalkan kami sebentar karena di beri waktu untuk memilih makanan maupun minuman dalam sebuah menu yang tadi mereka berikan.

"Kau pesan apa ?" Tanya Zen

"Umm..."

Sambil berpikir aku melihat isi nya semua makanan mewah ! Dan aku tidak bisa membaca tulisannya karena ternyata itu adalah bahasa prancis. Apa itu ? Aku tidak tau, tetapi dari gambar yang tertera kelihatannya lezat sekali. Setelah itu aku mengecek menu minuman. Wah ! Minumannya juga mewah ! Lalu mataku tertuju pada sebuah minuman yang unik. Di atasnya ada es krim, minumannya berwarna coklat, lalu ada wafernya, dan sedotannya melengkung unik sekali. Aku sama sekali tidak bisa memilih dan akhirnya mulai berhenti ketika melihat harga nya.

"A-a.. MAHAL SEKALI !!!" Ucapku sambil sedikit berteriak

"Oi ! Tenanglah ! Kau membuat kita menjadi di perhatikan oleh banyak orang" ucap Zen

"T-t-tapi ... Masa aku hanya ingin steak ini harganya 350.000¥ ??" (Dalam rupiah harga tersebut menjadi Rp. 35.000.000)

"Kau ini memalukan sekali. Itu murah bodoh kalau mau yang mahal ada lagi harganya sekitar 2.500.000¥ !" (dalam rupiah menjadi Rp. 2.500.000.000)

"Kau gila! Kalau segitu aku tidak mungkin dapat bertahan hidup!"

"Itu masalahmu jadi kau mau memesan apa?"

"Aku tidak memesan apa - apa. Aku tidak punya banyak uang. Nanti hutangku bisa - bisa setinggi langit denganmu"

"Aku traktir bodoh !"

Seketika senyum iblisku keluar. Benarkah itu yang ia katakan barusan ?

"Jika begitu katakan dari awal dong !"

Aku memesan banyak sekali ini itu dan bla bla bla aku tidak bisa membacanya jadinya aku hanya menunjuk gambar yang ingin ku makan dan minum.

"Tunggu lah sekitar beberapa menit"

Sambil menunggu aku memainkan sendok yang ada di atas meja. Aku jarang sekali memakai sendok maupun garpu dan juga pisau untuk makan. Aku lebih suka mengggunakan sumpit karena memang itu adalah peralatan makan yang biasa orang Jepang pakai. Zen terus menerus melihat ke arahku. Aku tau itu tetapi aku tidak menghiraukannya.

"Hoi, cepatlah ke sana" ucap Zen

"Kemana?"

"Sana!" jari telunjuk Zen menunjuk ke arah suatu ruangan dan di depannya terlihat seorang maid yang tersenyum ke arah kami

"Untuk apa aku harus ke sana?"

"Sudahlah, cepat ke sana"

Aku bingung dan merasa penasaran. Akhirnya aku memutuskan untuk bangun dari tempat duduk dan berjalan ke arah sana. Sang maid membukakan pintu. Ketika aku masuk ke dalam tampak banyak sekali dress yang memiliki warna beragam. Terlihat sangat berkilau dan juga indah. Kenapa aku harus ke sini?

"Ah, maaf.. Sebenarnya apa yang harus aku lakukan?"

"Anda boleh memilih salah satu dress ini untuk anda pakai, nona"

"Eh? Untukku?"

"Benar, nona. Karena pasangan anda yang telah mempersiapkan ini"

"A-ehhh?? Aku sama sekali tidak memiliki pasangan. Di tambah lagi semua dress itu tampak tak cocok ku pakai dan aku sama sekali tidak menggunakan make-up"

"Tenang saja, nona. Kami sudah mempersiapkan semuanya"

Sebenarnya apa yang di inginkan Zen sampai - sampai melakukan hal seperti ini? Dasar anak orang kaya yang suka membuang - buang duit.

Tak lama kemudian aku sudah selesai berpakaian dan aku sangat malu sekali keluar ruangan tetapi aku masih merasa lapar. Jadi, mungkin saja kalau makanan itu sudah tersedia di atas meja.

Sambil melangkah menuju tempat duduk yang tadi ku duduki bersama Zen. Aku melihat sesosok anak laki - laki yang sangat IKEMEN(15)! Uwah, dia cakep sekali.. tampan ya itu. Pakaian nya itu yang biasa di pakai seorang pria yang suka makan malam di restauran. Ngomong - ngomong soal restauran... Ini kan restauran mahal. Haha.

"Maaf, di sini aku yang..."

Belum sempat aku meneruskan kata - kataku. Ternyata laki - laki itu adalah ZEN! Dia berbeda sekali, penampilan terlihat sangat gentle. Selain itu juga wajahnya... Ah! Dame desu.

"Zen! Uwah, itu kau?" Tanyaku tak percaya

"Memangnya kau pikir aku ini apa?"

"Ahaha.. Gomen.. Aku tidak tau.."

Zen menatap ke arahku. Dia memperhatikanku dari bawah sampai atas. Tiba - tiba yang ku pikir adalah dia melakukan pelecahan.

"Hey! Apa yang kau lihat?"

"Kau itu... Itu bukanlah tindakan yang biasa di lakukan oleh seorang anak perempuan"

"Apa maksudmu itu?" Aku merasa tersinggung

"Biasanya mereka berkata 'apakah aku terlihat aneh menggunakan dress ini?' Tetapi kau malah mengatakan hal di luar dugaanku"

"Ya ampun, Zen.. Kau itu... Jaman sekarang itu berbeda tau. Kau itu seperti membaca dialog drama saja"

"Setidaknya kau berbeda dari mereka saja sudah cukup"

"Apa? Kau mengatakan apa barusan?" tanyaku yang sudah duduk di atas kursi sambil melahap daging mewah yang bumbunya lumer di mulut

"Mou ii ka(16)" Zen pun juga ikutan makan



TIK TIK

Suara hujan mulai terdengar jelas di telinga. Ramalan cuaca hari ini di katakan bahwa dari pagi sampai sore akan terus hujan dan akan berhenti menjelang malam. Padahal hari ini aku sudah berencana pergi bersama Mimi ke sebuah mall yang baru saja jadi. Kayaknya memang ini sudah takdir.

"....iya... sepertinya jangan hari ini" ucap Mimi lewat keitai

"Yaahh.... Ya sudah wakatta..." dan aku pun mengakhiri telefon

"Aku bosan !" Teriakku sambil merebahkan tubuh di atas kasur

Tubuhku berguling - gulingan di kasur untuk melampiaskan rasa kesalku karena memang hari ini aku sudah bersiap - siap untuk keluar rumah. Mana aku menggunakan pakaian yang sangat bagus lagi.

TOK TOK

Entah mengapa aku merasa seperti di kerjai oleh penguasa cuaca. Sepertinya aku memang berada di posisi yang sangat di sayangkan.

TOK TOK

"Ah !!! Siapa sih ?!!" Kesalku sambil membuka pintu

Tidak ada orang.

"Ck !" Aku membanting pintu

Aku berjalan menuju kasur dan merebahkan tubuh kembali.

TOK TOK

"SIAPA ?!!!" Emosiku meledak

Aku melihat ke jendela terlihat sosok Aki di sana.

"Oh, Aki..."

...

...

...

"Apa yang kau lakukan ?! Di luar sedang hujan !!!"

Aku membuka jendelaku dan menarik Aki masuk. Kasihan sekali, pasti dia sudah dari tadi di luar dan aku sama sekali tidak menyadari hal itu. Pakaiannya basah kuyup, rambutnya juga, bahkan dia kelihatan menggigil.

"A-ah... Aki.... Maaf ... Ini !" Aku menyodorkan pakaian ayahku yang kebetulan masih tersimpan

"Ariga-CCHI HACHI HACHI" dia bersin sebelum ingin mengatakan terima kasih

"Cepat kau ganti pakaianmu, ini handuknya, aku akan membuat minuman hangat untukmu"

Aku langsung berlari menuju dapur di lantai bawah. Memang ada - ada saja, Aki sepertinya sudah kebiasaan suka meloncat dari rumah di seberang. Walaupun jaraknya memang jauh.

Sambil membuka lemari dapur aku melihat ada snack di sana. Mungkin ide yang bagus menyatukan snack dengan coklat hangat. Okasan sedang berbelanja bahan makanan oleh karena itu aku tidak perlu memberitahu bahwa Aki datang ke kamarku dengan kondisi yang sedang basah kuyup.

"Aki..." panggilku sambil membuka pintu

"Fuyu... Gomen na... sudah merepotkanmu.." ucapnya yang terduduk di atas kasurku

"Ya... Tak apa... Lagi pula aku terkejut melihatmu ada di balik jendela"

Aku melihat ke arah ujung rambutnya, terlihat masih ada banyak air hujan yang menetes.

"Kau itu...."

Aku mengambil handuk yang tadi Aki pakai dan mulai menggunakannya untuk mengeringkan rambut Aki.

"Fuyu-chan..... Kau tak perlu repot - repot... Biar aku sendiri saja"

"Tenang saja, aku hanya akan melakukan service khusus padamu hari ini saja"

"Haha... Baiklah"

Sepertinya Aki sangat senang sekali kepalanya di usap - usap begini. Dia seperti kucing saja. Ya, walaupun sebenarnya dia memang mirip kucing karena suka melekat sendiri denganku.

"Oke, selesai"

"Arigatou"

"Hey, kau menghabiskan semua snacknya !"

Aku terkejut karena snack yang niatnya ku makan pada waktu libur seperti ini justru malah di habiskan oleh Aki. Sudah begitu, tidak ada sisa - sisanya sedikit pun. Yang tertinggal hanyalah POCKY !!

"Baiklah Aki, pocky itu milikku. Kau sudah menghabiskan cukup banyak snack yang ku sediakan" ucapku sambil mengambil sekotak pocky rasa coklat

"Heeee ? Padahal aku suka semua snack kesukaanmu" kecewanya

Aku membuka kotak snack pocky dan mulai memakannya satu stick. Memang pocky is number one !

"Boleh aku minta ?" tanya Aki yang melakukan ekspresi KAWAI(17) !

"Baiklah"

Tiba - tiba aku merasa ada yang aneh dengan Aki.

"Aki ! Apa yang ka-"



TO BE CONTINUED
Notes :
1. Dou iu koto = Apa maksudmu
2. Sou desu = Begitu
3. Un = Ya
4. Ohayou = Selamat pagi
5. Doushite = Kenapa
6. Gomen ne = Maaf ya
7. Daijoubu kara = Tidak apa - apa
8. Konnichiwa = Selamat siang
9. Minna-san = Semuanya
10. Douzo = Silahkan
11. Bakka = Idiot / bodoh
12. Souka = Begitu
13. Un = Ya
14.Itadakimasu = Selamat makan
15. Ikemen = Tampan / ganteng
16. Mou ii ka = Ya sudah

17. Kawaii = Manis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar